KOMPAS.com - Pembahasan isu tentang bagaimana mengelola permintaan mineral yang penting untuk memproduksi kendaraan listrik dan panel surya muncul dalam pembicaraan iklim di COP29, Rabu (13/11/2024).
Dalam pembahasan itu disebutkan pentingnya mengelola permintaan mineral tanpa memicu keserakahan yang mengeksploitasi masyarakat lokal dan menghancurkan kaum miskin.
“Kita di sini untuk menanggapi tantangan utama yaitu mengubah transisi energi menuju keadilan,” kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dalam panel Critical Energy Transition Minerals.
Seperti dikutip dari laman resmi United Nations, Sabtu (16/11/2024) revolusi energi terbarukan sedang melaju kencang.
Baca juga:
Tahun 2023, untuk pertama kalinya jumlah dana yang diinvestasikan untuk jaringan listrik dan energi terbarukan melampaui jumlah yang dibelanjakan untuk bahan bakar fosil.
Permintaan akan mineral yang penting bagi transisi pun diperkirakan juga ikut melonjak.
Namun Guterres memperingatkan adanya potensi ketidakadilan bagi negara berkembang jika permintaan itu tidak dikelola dengan bijaksana.
"Bagi negara-negara berkembang yang kaya akan sumber daya tersebut, ini peluang besar untuk menciptakan kemakmuran, memberantas kemiskinan, dan mendorong pembangunan berkelanjutan," papar Guterres.
Namun, sering kali hal tersebut tidak terjadi karena keserakahan yang menghancurkan kaum miskin.
Soalnya, perburuan sumber daya ini bisa berpotensi pada eksploitasi masyarakat lokal, pelanggaran hak asasi, dan perusakan lingkungan.
"Kita melihat negara-negara berkembang terpuruk hingga ke dasar rantai nilai, sementara negara-negara lain menjadi kaya dengan sumber daya mereka," ungkap Guterres.
Laporan terbaru panel pun mengidentifikasi tujuh prinsip sukarela dan lima rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti untuk menanamkan keadilan dan kesetaraan di seluruh rantai nilai mineral penting.
Baca juga:
Tujuan utama ini adalah untuk memberdayakan masyarakat, menciptakan akuntabilitas, dan memastikan bahwa energi bersih mendorong pertumbuhan yang adil dan tangguh.
Itu termasuk memajukan upaya untuk memastikan nilai tambah maksimum di negara-negara berkembang yang kaya sumber daya.
“Kami juga akan meneruskan kerangka ketertelusuran, transparansi, dan akuntabilitas global yang direkomendasikan untuk seluruh rantai nilai mineral. Ini akan membantu mendorong produksi yang bertanggung jawab, menjaga hak asasi manusia, dan lingkungan,” kata Guterres.
“Seiring dengan melonjaknya permintaan mineral transisi energi yang penting, tindakan juga harus diambil. Bersama-sama, mari kita ubah transisi ini menuju keadilan dan kesetaraan,” tambahnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya