Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danantara Perlu Dorong Produksi "Green Steel", Ubah PLN Jadi Net Zero

Kompas.com, 25 Februari 2025, 18:50 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menilai Daya Anagata Nusantara atau Danantara perlu diinvestasikan untuk mendorong produksi green steel.

Menurut dia, baja hijau bisa diproduksi oleh PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Itu yang harus diperkuat berarti investasi untuk mentransformasi teknologi dan efisiensi dari Karakatau Steel," ungkap Fabby saat dihubungi, Selasa (25/2/2025).

"Kalau Krakatau Steel bisa bikin produk green steel, ya maka dia itu bisa memasok, ekspor, juga memasok kebutuhan baja di Indonesia yang berkualitas tinggi dan hijau," tambah dia.

Sementara sumber listrik produksinya, dapat dipasok PLN melalui pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Sehingga, dapat tercipta ekosistem ekonomi hijau di Indonesia.

"Green industry untuk memproduksi barang yang low carbon atau rendah karbon itu bisa Danantara. Tetapi sekali lagi ya, itu tergantung rencana bisnisnya. Kalau ini dikerjakan dalam waktu lima tahun, menurut saya (hasilnya) cukup signifikan," kata Fabby.

Adapun investasi Danantara mencapai 20 dolar AS atau sekitar Rp 326 triliun untuk 20 sektor prioritas. Investasi tersebut turut membiayai sektor EBT untuk transisi energi.

“Saya melihat memang Danantara kalau dikelola dengan tepat bisa mendukung investasi energi terbarukan untuk mendukung transisi energi,” ujar dia.

Fabby berpendapat, proyek yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini pun dapat mempercepat pensiun dini PLTU batu bara PLN. Diketahui, PLTU menyebabkan emisi gas rumah kaca (GRK) dan pembiayaan yang mahal.

“Faktanya bahwa karena intensitas emisi kelistrikannya PLN relatif tinggi dibandingkan negara ASEAN, banyak investor itu memilih untuk tidak berinvestasi di Indonesia,” ungkap Fabby.

Baca juga: Energi Terbarukan Diklaim Lebih Menguntungkan Dari Teknologi Penangkapan Karbon 

Untuk pendanaan, jelas Fabby, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara bisa mengadopsi skema yang dilakukan Filipina. Perusahaan Filipina memensiunkan PLTU 15 tahun lebih awal, lalu dijual untuk mendapatkan transition credit atau kredit transisi.

“Saya melihat Danantara punya kesempatan lewat pengelolaan, financial engineering, skema seperti energy transition mechanism, itu bisa dipakai oleh untuk memperkuat investasi ke energi terbarukan,” papar Fabby.

Di samping itu, pembiayaan Danantara berpotensi mengubah PLN menjadi perusahaan net zero emission, menurunkan emisi GRK, serta menjadi daya tarik investasi.

“Danantara bisa menciptakan dampak langsung pada dekarbonisasi, dan dampak tidak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, kalau didesain dengan baik,” ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, Prabowo menegaskan dana yang dikelola Danantara akan difokuskan pada proyek-proyek strategis di sektor energi terbarukan, pengembangan industri manufaktur, hilirisasi sumber daya alam, serta ketahanan pangan.

Targetnya, investasi ini dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional hingga mencapai 8 persen per tahun.

“Semua proyek ini akan berkontribusi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi kami sebesar 8 persen. Pada saat yang sama, kami tetap teguh pada komitmen kami untuk memberantas korupsi," kata Prabowo.

Pemerintah pun berharap pembentukan Danantara dapat menciptakan ekosistem investasi yang lebih terstruktur dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan.

Pemerintah menargetkan total aset yang akan dikelola mencapai lebih dari 900 miliar dolar AS (sekitar Rp 14.000 triliun). Pada tahap awal, investasi awal Danantara mencapai 20 miliar dolar AS. Dana ini bersumber dari efisiensi anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Jumlah itu ditargetkan meningkat mencapai 982 miliar dolar AS sehingga menjadikan Danantara menjadi sovereign wealth fund (SWF) terbesar nomor empat di dunia.

Baca juga: Menakar Potensi Danantara untuk Dukung Transisi Energi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau