Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasang PLTS Atap, Bluebird Siap Reduksi 2.000 Ton Emisi Karbon Per Tahun

Kompas.com - 13/06/2023, 17:10 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Blue Bird Tbk berkomitmen menjalankan operasional bisnis yang mendukung keberlanjutan dengan mengimplementasikan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

Berselang satu bulan setelah groundbreaking, perusahaan layanan transportasi ini meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap atau panel surya pintar dengan daya sebesar 215,6 kWp, Selasa (13/6/2023).

Panel surya pintar ini diproyeksikan dapat mereduksi lebih dari 2.000 ton emisi karbon per tahun.

Peresmian PLTS Atap ini merupakan bagian dari visi keberlanjutan Perusahaan pada pilar BlueSky dengan agenda utama 50/30 atau pengurangan emisi hingga 50 persen pada tahun 2030.

Baca juga: Baterai Berperan Penting dalam Transisi Energi Indonesia

Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono menuturkan, inisiatif perusahaan dalam menggunakan energi matahari merupakan salah satu upaya perbaikan kualitas lingkungan.

Langkah ini telah lebih dulu dilakukan dengan adopsi kendaraan ramah lingkungan dan implementasi reuse, reduce and recycle (3R) yang diinisiasi sejak 2019 lalu.

“Kami menyadari bahwa pengurangan emisi untuk menjadikan kualitas udara lebih sehat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah melakukan transisi energi bersih dengan memanfaatkan cahaya matahari yang kami proyeksikan dapat menekan 2.000 ton emisi karbon per tahun,” ungkap Andre.

Peluncuran PLTS Atap juga sejalan dengan upaya pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Kebijakan Energi Nasional yang menargetkan campuran energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna bahwa,  Pemerintah juga berkomitmen mendukung penurunan emisi untuk mencegah dampak pemanasan global akibat perubahan iklim.

Baca juga: Daftar Negara dengan PLTS Terbanyak, China Juaranya

Menurut Andriah, setelah kehutanan, transportasi menyumbang karbon terbesar. Bisnis Bluebird sendiri masuk kategori pengguna energi besar di atas 4.000 ton sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

-Dok. (SHUTTERSTOCK/JAVAISTAN) -
"Karena masuk kategori ini, Bluebird wajib menerapkan manajemen energi. Sehingga ke depan, (jabatan struktural) manajemen energi wajib ada di (tubuh organisasi) Bluebird," cetus Andriah.

Oleh karena itu, Andriah mengapresiasi langkah Bluebird meresmikan PLTS Atap sebagai kontribusi menurunkan emisi karbon.

Sebab, dengan PLTS Atap, potensi pengurangan emisi cukup besar, terutama emisi di bangunan gedung. Selain itu, mengubah perilaku dan mengubah desain gedung juga ikut mengurangi penggunaan energi.

Andriah juga mendorong Bluebird untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik, sehingga selaras dengan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

"Target dekarbonisasi Net Zero Emission (NZE) Tahun 2060 memang butuh upaya besar dan investasi luar biasa. Kami melihat visi Bluebird sangat luar biasa. Semoga menjadi contoh bagi perusahaan lain. Kami mendukung upaya ini, melalui perbaikan regulasi agar win win solution," tutur Andriah.

Baca juga: Dukung Transisi Energi, Harita Akan Bangun PLTS 300 MegaWatt

Adapun instalasi PLTS Atap di kantor pusat Bluebird dikerjakan oleh SUN Energy dengan total nilai investasi sebesar Rp 2 miliar.

Direktur Utama SUN Energy Roy Wijaya menngungkapkan, kerja sama jangka panjang ini menjadi kebanggaan tersendiri, karena Bluebird merupakan pelanggan pertama SUN Energy di perusahaan jasa transportasi.

Melalui kolaborasi ini, SUN Energy mendukung penuh upaya Bluebird untuk melakukan transisi energi di bangunan lainnya. 

"SUN Energy berharap aksi nyata Bluebird dapat menginspirasi para pelaku industri lainnya untuk memulai langkah keberlanjutannya melalui pemilihan sumber energi alternatif yang bersih dan ramah lingkungan,” ujar Roy.

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com