Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Sepakat Akhiri TBC pada Tahun 2030

Kompas.com - 25/09/2023, 08:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Para pemimpin dunia, perwakilan masyarakat sipil, dan pemangku kepentingan lainnya mencapai kesepakatan untuk mengakhiri tubekulosis (TBC) pada 2030.

Kesepakatan ini dideklarasikan di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Jumat (22/9/2023).

Dokumen kesepakatan tersebut menjabarkan target-target baru ambisius untuk lima tahun ke depan yang mencakup menjangkau 90 persen orang dengan layanan pencegahan dan perawatan TBC, memberikan paket manfaat sosial kepada mereka yang mengidap penyakit tersebut, dan memberi izin setidaknya satu vaksin baru.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), TBC merupakan pembunuh menular kedua terbesar di dunia setelah Covid-19, dengan sekitar 1,6 juta kematian pada tahun 2021 saja.

Baca juga: Beban TBC Indonesia Terbanyak Kedua di Dunia

Sementara di sisi lain, satu-satunya vaksin yang tersedia berusia lebih dari satu abad.

Presiden Majelis Umum PBB Dennis Francis mengungkapkan, TBC membunuh lebih dari 4.400 orang setiap hari, menjangkiti umat manusia selama ribuan tahun. Oleh karena itu harus dikalahkan, dicegah dan disembuhkan.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan terutama menyerang paru-paru, dan pengobatannya menggunakan antibiotik.

"Dewan WHO yang dibentuk untuk memfasilitasi pengembangan dan penggunaan vaksin baru secara adil bertemu untuk pertama kalinya pada minggu ini," ungkap Dennis.

Target SDGs

Memberantas epidemi TBC merupakan salah satu target kesehatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), sekaligus peta jalan menuju masa depan global yang lebih adil dan ramah lingkungan pada akhir dekade ini.

Baca juga: Putus Rantai Penularan TBC, Kemenkes Siapkan Teknis Karantina

Lima tahun lalu, banyak negara menetapkan target memberikan pengobatan TBC kepada 40 juta orang, sehingga mencapai 34 juta orang. Mereka juga bertujuan untuk memberikan pengobatan pencegahan kepada 30 juta orang, namun gagal mencapai setengahnya.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed menyerukan tindakan untuk mengatasi penyebab utama TBC yakni  kemiskinan, kekurangan gizi, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, prevalensi infeksi HIV, diabetes, kesehatan mental, dan merokok.

Stigma seputar penyakit ini juga perlu dikurangi sehingga masyarakat bisa mendapatkan bantuan tanpa takut akan diskriminasi.

Sementara pemerintah harus memastikan cakupan kesehatan universal yang mencakup skrining, pencegahan dan pengobatan TBC.

Baca juga: Tekan Angka Kasus TBC, Phapros Luncurkan Pro TB 2 Daily Dose

Amina juga menyampaikan alasannya sendiri mendukung perjuangan global.

“Komitmen saya adalah kisah pribadi saya: kehilangan ayah saya karena TBC pada usia 50, 37 tahun yang lalu pada minggu ini. Saat ini kita memiliki alat untuk mendiagnosis, mengobati, dan yang kita perlukan saat ini adalah vaksin. Mari kita akhiri TBC sekarang," cetus Amina.

Sementara itu, Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyetujui deklarasi politis terbaru ini dan optimistis bahwa dunia bisa mengakhiri TBC.

Laporan ini akan disampaikan kepada Majelis Umum, organ PBB yang paling representatif, yang terdiri dari 193 Negara Anggota.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com