Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2023, 16:04 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Tahukah Anda, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi kimia yang langsung meracuni udara, tanah, air, dan tempat kerja, menyebabkan dua juta kematian per tahun? 

Kondisi inilah yang mendesak lahirnya kerangka kerja global baru untuk mengurangi risiko lingkungan akibat bahan kimia dan limbah pada konferensi PBB yang digelar Sabtu (30/9/2023).

Konferensi ini diikuti oleh negara-negara yang berkomitmen untuk menghapuskan bahan-bahan kimia paling berbahaya.

Pada Konferensi Internasional yang membahas tentang Manajemen Bahan Kimia (ICCM5) yang kelima, di Bonn, Jerman tersebut, ditetapkan Kerangka Kerja Global Bahan Kimia dengan target dan pedoman konkrit di seluruh siklus hidup bahan kimia.

Baca juga: SBI Ikut Pulihkan Lahan Tercemar Limbah B3 di Indonesia

Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP) Inger Andersen menyambut baik kerangka baru ini.

Menurutnya, setiap orang di planet ini harus dapat hidup dan bekerja tanpa takut jatuh sakit atau meninggal akibat paparan bahan kimia.

"Alam yang bebas polusi harus bisa tumbuh subur dan mendukung umat manusia selama ribuan tahun mendatang,” ujarnya.

Itulah sebabnya kerangka kerja ini memberikan visi untuk menciptakan planet yang bebas dari bahaya bahan kimia dan limbah, demi masa depan yang aman, sehat, dan berkelanjutan.

Target konkrit

Kerangka kerja ini didasarkan pada 28 target, yang dirancang untuk meningkatkan pengelolaan bahan kimia dan limbah yang bertanggung jawab.

Target-target ini juga bertujuan untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan agenda global penting lainnya, termasuk perubahan iklim, keanekaragaman hayati, hak asasi manusia dan kesehatan.

Baca juga: Komitmen Lawson Pangkas Limbah Makanan, Beralih ke Onigiri Beku

Pemerintah negara-negara anggota telah berkomitmen untuk menetapkan kebijakan dan peraturan yang bertujuan mengurangi polusi bahan kimia pada tahun 2030 serta mempromosikan alternatif yang lebih aman.

Industri juga berjanji untuk mengelola bahan kimia dengan cara yang mengurangi polusi dan dampak buruknya.

Pada tahun 2035, kerangka kerja ini bertujuan untuk menghapuskan secara bertahap penggunaan pestisida yang sangat berbahaya di bidang pertanian yang risikonya belum dikelola.

Selain Kerangka Global, konferensi juga mengadopsi Deklarasi Bonn yang bertujuan untuk mencegah paparan terhadap bahan kimia berbahaya, dan menghapuskan bahan kimia yang paling berbahaya, serta meningkatkan pengelolaan yang aman terhadap bahan kimia tersebut jika diperlukan.

Baca juga: Pembuat Acar Lobak di Kyoto Kembangkan Kosmetik dari Limbah Sayuran

Hal ini juga mendorong negara-negara untuk mendukung transisi menuju ekonomi sirkular, mendorong pengembangan alternatif dan pengganti bahan kimia yang aman.

Pendekatan ini bertujuan tidak hanya untuk menjaga kesehatan dan lingkungan tetapi juga mengurangi limbah dan meningkatkan upaya daur ulang.

Andersen pun mendesak semua pihak untuk segera bertindak.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengembangan PLTS dan PLTB Indonesia Dinilai Stagnan dalam 3 Tahun

Pengembangan PLTS dan PLTB Indonesia Dinilai Stagnan dalam 3 Tahun

LSM/Figur
Kemenparekraf Gelar 'Kick Off' Bootcamp AKI 2024 di Bekasi dan Serang

Kemenparekraf Gelar "Kick Off" Bootcamp AKI 2024 di Bekasi dan Serang

Pemerintah
Pajak Perusahaan Migas dan Batu Bara di Negara Kaya Dapat Tekumpul Rp 11,6 Kuadriliun

Pajak Perusahaan Migas dan Batu Bara di Negara Kaya Dapat Tekumpul Rp 11,6 Kuadriliun

LSM/Figur
Panas Ekstrem Landa Asia Tenggara: 30 Tewas di Thailand, Sekolah Filipina Diliburkan

Panas Ekstrem Landa Asia Tenggara: 30 Tewas di Thailand, Sekolah Filipina Diliburkan

Pemerintah
World Water Forum ke-10 Wujudkan Listrik Murah Lewat PLTA

World Water Forum ke-10 Wujudkan Listrik Murah Lewat PLTA

Pemerintah
SMK di Pemalang Ciptakan Mesin Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

SMK di Pemalang Ciptakan Mesin Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM

Pemerintah
Pemadaman Lampu di Jakarta Mampu Kurangi Karbon Dioksida 70 Ton

Pemadaman Lampu di Jakarta Mampu Kurangi Karbon Dioksida 70 Ton

Pemerintah
PP Muhammadiyah Dorong Ekosistem Inklusif untuk Penyandang Disabilitas

PP Muhammadiyah Dorong Ekosistem Inklusif untuk Penyandang Disabilitas

LSM/Figur
Kurangi Tingkat Cacat dan Kematian, Stroke Harus Cepat Ditangani

Kurangi Tingkat Cacat dan Kematian, Stroke Harus Cepat Ditangani

Swasta
Malas Bergerak, Anak Muda Bisa Kena Stroke

Malas Bergerak, Anak Muda Bisa Kena Stroke

Swasta
HUT ke-52, REI Bangun Fasilitas Air Bersih dan Masjid di Golo Mori

HUT ke-52, REI Bangun Fasilitas Air Bersih dan Masjid di Golo Mori

Swasta
Wujud Kepedulian Sosial, BRI Insurance Gelar Aksi Donor Darah

Wujud Kepedulian Sosial, BRI Insurance Gelar Aksi Donor Darah

Swasta
Dorong Pengembangan Penanganan Stroke, Konferensi Neurovascular BLINC Digelar di Bali

Dorong Pengembangan Penanganan Stroke, Konferensi Neurovascular BLINC Digelar di Bali

Swasta
Menteri ESDM Ajak Perusahaan Belanda Investasi Energi Bersih di RI

Menteri ESDM Ajak Perusahaan Belanda Investasi Energi Bersih di RI

Pemerintah
Chief Sustainability Officer APP Group Elim Sritaba Raih Leading Women Award 2024

Chief Sustainability Officer APP Group Elim Sritaba Raih Leading Women Award 2024

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com