Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2023, 13:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Denmark muncul sebagai negara ramah perempuan terbaik di dunia dalam Women Peace and Security (WPS) Index 2023 yang dirilis Peace Research Institute Oslo (PRIO).

Negara-negara Eropa mendominasi 10 besar dunia. Setelah Denmark, menyusul di bawahnya Swiss, Swedia, Finlandia, Islandia, Luxembourg, Norwegia, Austria, Belanda, dan Belgia.

Laporan ini mencatat, masyarakat di mana perempuan berada dalam kondisi yang baik juga akan lebih damai, demokratis, sejahtera, dan lebih siap beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Namun, para peneliti memperingatkan dalam laporan mereka bahwa krisis yang berlapis-lapis melemahkan status perempuan dan mengancam kemunduran kemajuan yang telah dicapai selama beberapa dekade.

Hal ini tak lepas dari meningkatnya otoritarianisme, pengungsian massal, konflik bersenjata yang menghancurkan, dan dampak yang berkelanjutan dari Covid-19.

Baca juga: Tekan Inflasi di Pangkalpinang, Perempuan Dilibatkan Tanam Sayuran

Bersama dengan Institut Perempuan Universitas Georgetown, PRIO memanfaatkan data yang mengukur inklusi, keadilan dan keamanan bagi perempuan.

Mereka menggunakan total 13 indikator yang berkisar dari undang-undang pendidikan dan ketenagakerjaan hingga persepsi tentang keselamatan dan kekerasan.

Denmark memimpin peringkat tahun 2023, dengan skor tiga kali lebih tinggi dibandingkan Afghanistan pada skala terbawah. Diikuti oleh Swiss dan Swedia.

Ukraina berada di urutan terbawah di Eropa. Kinerja buruk negara ini didorong oleh nilai keamanan yang “sangat rendah” dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya, PRIO menjelaskan dalam sebuah pernyataan, karena invasi Rusia meningkatkan ancaman dan kekerasan terhadap perempuan.

Negara terburuk kedua dan ketiga bagi perempuan di Eropa masing-masing adalah Kosovo dan Azerbaijan.
Rendahnya skor Kosovo disebabkan oleh buruknya pendidikan dan hasil pekerjaan bagi perempuan, serta tingginya tingkat kematian ibu, kata PRIO.

Baca juga: Patriarki Sebabkan Keterwakilan Perempuan dalam Politik Tak Maksimal

Di Azerbaijan, organisasi yang berbasis di Norwegia ini menunjukkan bahwa bias terhadap anak laki-laki (di mana lebih banyak anak laki-laki yang lahir dibandingkan anak perempuan) jauh lebih tinggi dibandingkan di negara-negara Eropa lainnya.

Ketika hasil dipecah di berbagai wilayah Eropa, pola lain terungkap. Negara-negara Skandinavia berada di posisi teratas dalam hal menjadi seorang perempuan, seperti halnya banyak indikator lainnya. Wilayah ini memperoleh skor 0,925 dari 1.

Tiga negara Kaukasus dalam indeks tersebut yakni Georgia, Armenia dan Azerbaijan, memiliki peringkat terburuk, dengan Balkan dan Eropa Timur berada di peringkat kedua dan ketiga terburuk.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN
Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Pemerintah
AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

Pemerintah
Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Pemerintah
Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Pemerintah
Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Pemerintah
Indonesia Inisiasi 'Global Water Fund' Danai Pengelolaan Air

Indonesia Inisiasi "Global Water Fund" Danai Pengelolaan Air

Pemerintah
WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

Pemerintah
Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Pemerintah
Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Pemerintah
Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Pemerintah
Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Pemerintah
Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah 'Greenwashing'

Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah "Greenwashing"

LSM/Figur
Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Pemerintah
Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com