Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Khonsa Indana Zulfa
Konsultan

Khonsa is an early career researcher focusing on disaster risk reduction, early warning system, and catastrophe modelling, particuarly on flood and tsunami.

Memperbaiki Sistem Peringatan Dini Bencana

Kompas.com - 17/04/2024, 12:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BARU-baru ini, beberapa wilayah di Indonesia dilanda banjir ekstrem. Salah satunya, yakni Kabupaten Demak yang mengalami banjir parah pada 23 Maret 2024.

Banjir tersebut disebabkan hujan deras selama sepuluh hari berturut-turut, yang akhirnya menyebabkan enam bendungan jebol dan membanjiri sebagian besar jalan raya, infrastruktur publik, dan rumah-rumah dari ketinggian satu setengah meter hingga tiga meter.

Dua minggu sebelumnya, di pulau lain, Sumatera Barat, mengalami banjir dan longsor karena curah hujan ekstrem selama dua belas jam bersamaan adanya penyumbatan drainase.

Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan bahwa banjir tersebut terjadi utamanya akibat deforestasi yang masif.

Kabupaten Demak maupun Provinsi Sumatera Barat disebut sering mengalami banjir dalam beberapa tahun terakhir. Lalu, tindakan apa yang telah diambil oleh pemerintah untuk mencegah bencana yang sering terjadi ini?

Sistem peringatan dini Indonesia

Jika kita berbicara tentang manajemen risiko bencana, salah satu tindakan yang penting untuk dilakukan adalah memberikan peringatan dini tepat waktu kepada masyarakat yang tinggal pada kawasan rawan bencana.

Harapannya, mereka dapat mempersiapkan diri dan merespons secara tepat terhadap peristiwa banjir, baik yang ekstrem maupun regular.

Menurut beberapa penelitian, keberadaan sistem peringatan dini terbukti menyelamatkan lebih banyak orang dan lebih banyak aset ekonomi.

Namun, muncul pertanyaan mengenai sistem peringatan dini di Indonesia: Apakah sistem tersebut sudah dibangun?

Jika iya, sudah sejauh mana dikembangkan, dan apakah sistem tersebut efektif membantu populasi yang tinggal di kawasan risiko bencana untuk mengambil tindakan perlindungan seperti evakuasi?

Di Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bertanggung jawab memantau, meramalkan, dan mengeluarkan peringatan dini untuk bencana hidrometeorologi dan geologi.

BMKG memang mengeluarkan peringatan dini untuk peristiwa banjir yang disebutkan di atas (Demak dan Sumatera Barat), di mana peringatan dini memberikan informasi adanya “cuaca ekstrem” sebelum terjadinya banjir.

Namun, laporan menunjukkan bahwa masih sangat banyak individu di kedua wilayah tersebut masih terkena dampak banjir secara signifikan.

Mengapa ini terjadi? Ada dua penjelasan yang memungkinkan: pertama, peringatan dini tersebut telah disebarkan, tetapi tidak diterima oleh semua orang.

Atau kedua, peringatan dini tersebut diterima, tetapi tidak dipahami oleh masyarakat. Dengan kata lain, terdapat “gap” dalam komunikasi dan pemahaman antara peringatan dini dan masyarakat.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN
Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Pemerintah
AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

Pemerintah
Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Pemerintah
Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Pemerintah
Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Pemerintah
Indonesia Inisiasi 'Global Water Fund' Danai Pengelolaan Air

Indonesia Inisiasi "Global Water Fund" Danai Pengelolaan Air

Pemerintah
WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

Pemerintah
Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Pemerintah
Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Pemerintah
Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Pemerintah
Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Pemerintah
Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah 'Greenwashing'

Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah "Greenwashing"

LSM/Figur
Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Pemerintah
Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com