Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Provinsi Ini Alami Penurunan Stunting Balita Paling Besar

Kompas.com - 15/05/2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Persentase bayi di bawah lima tahun (balita) stunting di Indonesia pada 2022 mengalami penurunan bila dibandingkan 2021.

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, persentase stunting balita di Indonesia pada 2022 tercatat 21,6 persen sedangkan 2021 adalah 24,2 persen.

SSGI melakukan survei kepada populasi sampel sebanyak 334.848 balita yang tersebar di 486 kota di 33 provinsi.

Baca juga: 21,6 Persen Balita di Indonesia Stunting pada 2022, NTT Paling Banyak

Sebagian besar provinsi di Indonesia pada 2022 mengalami penurunan persentase balita stunting bila dibandingkan 2021.

Dari semua wilayah, ada tiga provinsi yang mengalami penurunan persentase balita stunting yaitu Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Utara (Kaltara), dan Sumatera Selatan (Sumsel).

Untuk Kalsel, presentase balita sunting pada 2021 sebanyak 30 persen turun menjadi 24,6 persen pada 2022.

Sedangkan Kaltara, dari 27,5 persen balita stunting pada 2021 turun menjadi 22,1 persen pada 2022.

Baca juga: 44 Persen Balita di Sumba Barat Daya Stunting karena Krisis Air Bersih

Sementara Sumsel, pada 2021 ada 24,8 persen balita stunting. Jumlah ini menurun menjadi 18,6 persen pada 2022.

Meski mengalami penurunan, masih diperlukan berbagai upaya agar persentase stunting di Indonesia berada di angka 14 persen pada 2024.

SSGI menggarisbawahi, perlu adanya penurunan sebesar 3,8 persen per tahun untuk mencapai target 14 persen pada 2024.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menargetkan agar angka stunting di seluruh Nusantara ada di bawah 14 persen pada 2024.

Baca juga: Kepala BKKBN: Angka Stunting di Indonesia Turun Jadi 21,6 Persen

Presiden Jokowi akan mengawal dan kembali meninjau data balita stunting pada 2023 dan 2024 mendatang.

Meski mayoritas provinsi mencatatkan penurunan, beberapa provinsi mengalami kenaikan balita stunting pada 2022.

Menurut SSGI, ada enam provinsi yang mengalami kenaikan persentasi balita stunting pada 2022 bila dibandingkan 2021.

Keenam provinsi ini adalah Sulawesi Barat, Papua, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat, Sumatera Barat, Kalimantan Timur.

Baca juga: Atasi Stunting, Pemkab Nunukan Kucurkan APBD Bantuan Makanan Bergizi

Sulawesi Barat dari 33,8 persen balita stunting pada 2021 menjadi 35 persen pada 2022. Papua dari 29,5 persen balita stunting pada 2021 menjadi 34,6 persen pada 2022.

Sedangkan Nusa Tenggara Barat dari 31,4 persen balita stunting pada 2021 menjadi 32,7 persen pada 2022. Papua Barat dari 26,2 persen balita stunting pada 2021 menjadi 30 persen pada 2022.

Untuk Sumatera Barat dari 23,3 persen balita stunting pada 2021 menjadi 25,2 persen pada 2022. Kalimantan timur dari 22,8 persen balita stunting pada 2021 menjadi 23,9 persen pada 2022.

Baca juga: Anak Stunting di Madiun 400 Orang, Wali Kota Maidi: Bukan karena Kemiskinan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

LSM/Figur
Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

BUMN
Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Pemerintah
Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Pemerintah
Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Swasta
Google Beli 100.000 Sertifikat Karbon dari Proyek 'Biochar' di India

Google Beli 100.000 Sertifikat Karbon dari Proyek "Biochar" di India

Swasta
Bencana Hidrometeorologi Ekstrem Risiko Terbesar 10 Tahun ke Depan

Bencana Hidrometeorologi Ekstrem Risiko Terbesar 10 Tahun ke Depan

LSM/Figur
Mencairnya Es Antarktika Bisa 'Bangunkan' 100 Gunung Berapi Bawah Laut

Mencairnya Es Antarktika Bisa "Bangunkan" 100 Gunung Berapi Bawah Laut

LSM/Figur
Grab-BYD Kerjasama Sediakan 50.000 GrabCar Listrik di Asia Tenggara

Grab-BYD Kerjasama Sediakan 50.000 GrabCar Listrik di Asia Tenggara

Swasta
Menteri Lingkungan Hidup: Limbah Makan Bergizi Gratis Akan Jadi Kompos

Menteri Lingkungan Hidup: Limbah Makan Bergizi Gratis Akan Jadi Kompos

Pemerintah
Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Anjlok 50 Persen akibat Perubahan Iklim

Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Anjlok 50 Persen akibat Perubahan Iklim

LSM/Figur
Perdagangan Karbon Internasional di RI Sempat Terkendala Peraturan Ini

Perdagangan Karbon Internasional di RI Sempat Terkendala Peraturan Ini

Pemerintah
Perdagangan Karbon, Upaya Pemerintah Ubah 'Aset Hijau' Jadi Pendorong Ekonomi Berkelanjutan

Perdagangan Karbon, Upaya Pemerintah Ubah "Aset Hijau" Jadi Pendorong Ekonomi Berkelanjutan

Pemerintah
Tanam Mangrove Ditarget 1.500 Hektare Lahan Setahun ke Depan

Tanam Mangrove Ditarget 1.500 Hektare Lahan Setahun ke Depan

Pemerintah
2,48 Juta Karbon dari Indonesia Dijual ke Luar Negeri Mulai 20 Januari

2,48 Juta Karbon dari Indonesia Dijual ke Luar Negeri Mulai 20 Januari

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau