KOMPAS.com – Malaysia akan mengoperasikan trem bertenaga hidrogen pertama di dunia. Trem tersebut merupakan buatan China dan dioperasikan di Kuching, Negara Bagian Serawak.
Dilansir dari The Star, Sabtu (22/7/2023), trem tersebut sedang dalam perjalanan dari lokasi produksinya di Provinsi Hunan ke Malaysia.
Trem tersebut akan dipakai sebagai bagian dari sistem transit cepat otonom (ART) Kuching, sebagaimana dilaporkan oleh media resmi China, CGTN.
Baca juga: Peneliti Jerman dan Kanada Buat Alat Produksi Hidrogen dari Atap Rumah
CGTN melaporkan, trem tersebut memiliki sejumlah keunggulan yaitu jarak tempuh yang lebih jauh, waktu pengisian bahan bakar yang singkat, hemat energi, dan ramah lingkungan.
“Ini telah ditingkatkan melalui desain cerdas, yang sejalan dengan kebutuhan Malaysia dalam mencapai sistem transportasi umum tanpa emisi dan cerdas,” kata CGTN.
Setibanya di Malaysia, trem akan menjalani masa uji coba selama tiga bulan di Kuching.
Jika berhasil diimplementasikan, trem bertenaga hidrogen tersebut diharapkan mampu mengurangi kemacetan lalu lintas di kota serta menyediakan layanan yang andal dan efisien.
Baca juga: Dengan Jet Hidrogen, Perjalanan Keliling Dunia Paris-New York Cuma 90 Menit
Trem tersebut dikembangkan oleh anak perusahaan China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC), Zhuzhou Electric Locomotive Research Institute.
Dilansir dari China Daily, trem tersebut juga mengadopsi sistem penyimpanan hidrogen berkompresi 70 MPa dan sistem fuel cell berdaya tinggi.
Penyimpanan dan sistem bahan bakar di trem tersebut diklaim dapat menjangkau hingga 245 kilometer (km).
Trem tersebut mengusung desain cerdas yang sejalan dengan kebutuhan Malaysia untuk mencapai sistem transportasi publik yang cerdas dan tanpa emisi.
Baca juga: Ada 20 Proyek Pra-studi Kelayakan Teknologi Hidrogen, Peta Jalan Nasional Ditunggu
Pada 12 Juli, Menteri Transportasi Sarawak Lee Kim Shin mengatakan bahwa trem akan menjalani uji coba selama dua bulan sebagai persiapan untuk latihan proof of concept (POC) pada November.
“Uji coba POC tahap satu dilakukan di China pada Februari lalu,” ujar lee.
Lee sebelumnya telah memeriksa kemajuan pembangunan jalur ART di Samarahan pada 11 Juli.
Dia meyakini bahwa tahap pertama dari sistem transportasi perkotaan Kuching akan selesai sesuai jadwal.
Baca juga: Begini Arah Perkembangan Pemanfaatan Hidrogen di Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya