Untuk memenuhi permintaan, luas hutan setara 300 lapangan sepak bola dibuka setiap jamnya dan diganti dengan perkebunan sawit.
Brasil dan Indonesia menyumbang hampir separuh deforestasi hutan tropis. Bahkan, sepertiga deforestasi hutan tropis terjadi di Brasil saja. Itu sekitar 1,7 juta hektare setiap tahun.
Brasil dan Indonesia adalah negara dengan hutan tropis terbesar dan beraneka ragam di dunia.
Hilangnya hutan turut memengaruhi keanekaragaman hayati. Populasi sejumlah hewan yang diamati telah mengalami penurunan rata-rata 68 persen.
Di Pulau Kalimantan, orangutan yang terancam punah kehilangan hampir 80 persen populasinya dalam 50 tahun terakhir.
Baca juga: Data Penurunan Laju Deforestasi di Indonesia Diragukan
Selain dijadikan bahan baku untuk tahu, susu, dan berbagai makanan lain, kedelai banyak digunakan sebagai pakan ternak untuk mengejar produksi daging yang sangat besar.
Di dunia, 77 persen produksi kedelai diserap menjadi pakan ternak. Hanya 19,2 persen saja yang diolah menjadi produk untuk manusia.
Secara global, kedelai bertanggung jawab atas sekitar 12 persen deforestasi.
Total luas lahan yang digunakan untuk menanam kedelai menempati area gabungan dari Belanda, Belgia, Perancis, dan Jerman.
Mencari sumber pakan ternak alternatif dan mengurangi konsumsi daging secara global dapat menurunkan laju deforestasi secara signifikan.
Salah satu fakta deforestasi yang paling mengejutkan dalam beberapa tahun terakhir adalah bahwa Amazon mengeluarkan karbon dioksida dalam jumlah yang lebih besar daripada yang diserapnya.
Fenomena tersebut merupakan akibat dari deforestasi, kebakaran hutan, dan perubahan iklim.
Penggundulan hutan di Amazon timur menyebabkan tingginya suhu udara dan kelembaban terutama selama musim kemarau. Situasi tersebut membuat hutan lebih rentan terhadap kebakaran hutan.
Pada gilirannya, kebakaran hutan mengeluarkan karbon dioksida tiga kali lebih banyak daripada yang dapat diserap hutan.
Baca juga: Deforestasi Indonesia Capai 113.534 Hektare, Turun 8,33 Persen
Sebuah analisis tahun 2020 menemukan, lebih dari setengah dari 100 perusahaan kayu dan pulp tropis paling signifikan gagal berkomitmen untuk melindungi keanekaragaman hayati.
Selain itu, 44 persen dari semua perusahaan tersebut belum secara terbuka berkomitmen terhadap netralitas deforestasi atau net zero deforestation.
Net zero deforestation adalah kondisi di mana laju deforestasi sama dengan laju reboisasi atau penanaman kembali.
Dari sejumlah perusahaan yang sudah berjanji mencapai net zero deforestation pada 2020, hanya delapan perusahaan yang benar-benar menerapkan praktik pengelolaan hutan dan penggunaan lahan secara komprehensif.
Akan tetapi, belum ada satu pun perusahaan yang berjanji tersebut berhasil mencapai net zero deforestation.
Baca juga: RGE Bantah Tudingan Deforestasi dalam Rantai Pasok
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya