Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2023, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Menurut laporan dari koalisi organisasi lingkungan hidup global, dunia bergerak terlalu lambat untuk memenuhi janji mengakhiri deforestasi pada 2030.

Padahal, lebih dari 140 negara telah berjanji pada KTT Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, pada 2021, untuk menghentikan sekaligus mengembalikan hilangnya dan degradasi hutan pada akhir dekade ini.

Menurut laporan terbaru berjudul Forest Declaration Assessment, deforestasi justru meningkat sebesar 4 persen pada 2022 bila dibandingkan 2021.

Baca juga: Masifnya Tambang Nikel di Sulawesi Picu Deforestasi dan Dampak Lingkungan

“Hutan dunia berada dalam krisis. Peluang untuk mencapai kemajuan sudah kita lewati,” kata Erin Matson, konsultan senior di kelompok lingkungan hidup Climate Focus, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (23/10/2023).

Laporan tersebut disusun oleh koalisi organisasi lingkungan hidup dan organisasi penelitian yang menilai kemajuan menuju janji penghapusan deforestasi pada 2030.

Janji-janji tersebut termasuk deklarasi Glasgow dan Deklarasi Hutan New York pada 2014, yang berisi sejumlah negara serta puluhan perusahaan terbesar di dunia yang membuat komitmen serupa.

Hilangnya sekitar 6,6 juta hektare hutan topis pada 2022 berarti bahwa dunia sudah keluar jalur sebesar 21 persen untuk menghilangkan deforestasi pada 2030.

Baca juga: 7 Fakta soal Deforestasi, Hutan Hilang Setara 5,8 Miliar Lapangan Sepak Bola

Di satu sisi, dunia berjanji mengurangi deforestasi sebesar 27,8 persen agar dapat mencapai tujuan pada 2023.

Para peneliti yang terlibat dalam laporan tersebut menekankan, dana publik sebesar 2,2 miliar dollar yang disalurkan ke proyek-proyek perlindungan hutan setiap tahunnya masih kurang dari investasi yang dibutuhkan.

Studi ini juga melihat lebih dari sekadar deforestasi untuk menganalisis degradasi hutan.

Seorang peneliti memperkirakan, luas hutan yang terdegradasi jauh lebih besar dibandingkan dengan luas deforestasi global.

Baca juga: Pemerintah Janji Bereskan Masalah Deforestasi Hutan Rawa Singkil Aceh

Penyebab degradasi hutan tersebut mencakup aktivitas penebangan kayu, penggembalaan ternak, dan pembangunan jalan, menurut Climate Focus.

Di satu sisi, menurut Franziska Haupt, salah satu penulis dari laporan tersebut, menuturkan beberapa negara dinilai cukup baik dalam mencegah deforestasi.

Haupt mengatakan, sekitar 50 negara berada di jalur yang tepat untuk mengakhiri hilangnya hutan. Dia menilai, Brasil, Indonesia, dan Malaysia menunjukkan penurunan deforestasi secara drastis.

Baca juga: Laju Deforestasi Indonesia Turun 8,4 Persen, Luasannya 104.000 Hektar

“Harapan tidak hilang. Negara-negara ini memberikan contoh jelas yang harus diikuti oleh negara lain,” kata Haupt.

Brasil dinilai mengalami perubahan besar dengan pemerintahan baru yang lebih berkomitmen memerangi deforestasi dibandingkan pemerintahan sebelumnya.

“Hal ini menunjukkan apa yang bisa terjadi jika negara-negara yang memiliki undang-undang dan peraturan yang baik benar-benar berinvestasi dalam menegakkan undang-undang tersebut,” kata Darragh Conway, salah satu penulis laporan tersebut.

Baca juga: Data Penurunan Laju Deforestasi di Indonesia Diragukan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Setelah Taman Bumi, Maros-Pangkep Diharapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Setelah Taman Bumi, Maros-Pangkep Diharapkan Jadi Situs Warisan Dunia

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau