Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanasan Global Akan Capai Ambang 1,5 Derajat Celsius Dekade Ini

Kompas.com, 3 November 2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Menurut riset terbaru yang dirilis di jurnal Oxford Open Climate Change pada Kamis (2/11/2023), suhu Bumi akan mencapai ambang batas 1,5 derajat celsius pada dekade ini.

Suhu 1,5 derajat celsius di atas praindustri adalah ambang batas yang disepakati oleh negara-negara dunia dalam Perjanjian Paris 2015.

Saat ini saja, suhu Bumi sudah meningkat 1,2 derajat celsius di atas rata-rata era sebelum Revolusi Industri.

Baca juga: Krisis Iklim Makin Parah, Dunia Berada di Titik Kritis

Riset terbaru yang dilakukan oleh tim ilmuwan yang berasal dari NASA dan Columbia University tersebur menemukan, dunia sudah sangat dekat dengan ambang batas tersebut.

“Batas 1,5 derajat celsius lebih mematikan daripada paku pintu,” kata James Hansen dari Institut Bumi Columbia University, penulis utama dalam riset tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.

Untuk diketahui, Hansen merupakan salah satu ilmuwan pertama yang memperingatkan dunia mengenai dampak pemanasan iklim akibat emisi gas rumah kaca (GRK) pada 1980-an.

“Kekurangan komunitas ilmiah kita adalah tidak menjelaskan kepada para pemimpin politik apa yang sedang terjadi,” ungkap Hansen.

Baca juga: Daftar Indikator Tujuan 13 SDGs Penanganan Perubahan Iklim

Riset terbaru tersebut muncul setelah berbulan-bulan terjadi guncangan cuaca ekstrem di seluruh dunia, mulai dari gelombang panas di China hingga banjir besar di Libya.

Selain itu, tahun 2023 juga diproyeksikan sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat.

Studi tersebut menyebutkan, para ilmuwan telah meremehkan betapa sensitifnya iklim bumi terhadap peningkatan kadar karbon dioksida.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) telah memberikan perkiraan terbaik bahwa apabila karbon dioksida meningkat dua kali lipat, shu bumi akan naik 3 derajat celsius.

Baca juga: Gelar Pesta Rakyat Flobamoratas, Pemuda NTT Suarakan Krisis Iklim

Pemahaman yang lebih baik terhadap data iklim kuno, yang diperoleh dari berbagai sumber seperti inti es dan lingkaran pohon, menghasilkan perkiraan suhu yang lebih tinggi yaitu sekitar 4,8 derajat celsius.

Sejauh ini, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer telah meningkat. Dari sekitar 280 parts per milion (ppm) pada era praindustri menjadi sekitar 417 ppm saat ini.

Awal pekan ini, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change menunjukkan bahwa dunia perlu mencapai nol emisi pada 2034.

Target tersebut pelu dicapai agar Bumi memiliki peluang 50 persen menahan pemanasan hingga 1,5 derajat celsius.

Baca juga: 13 Musisi Indonesia Bersatu Suarakan Aksi Iklim, Luncurkan Album “sonic/panic”

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau