KOMPAS.com – Menurut riset terbaru yang dirilis di jurnal Oxford Open Climate Change pada Kamis (2/11/2023), suhu Bumi akan mencapai ambang batas 1,5 derajat celsius pada dekade ini.
Suhu 1,5 derajat celsius di atas praindustri adalah ambang batas yang disepakati oleh negara-negara dunia dalam Perjanjian Paris 2015.
Saat ini saja, suhu Bumi sudah meningkat 1,2 derajat celsius di atas rata-rata era sebelum Revolusi Industri.
Baca juga: Krisis Iklim Makin Parah, Dunia Berada di Titik Kritis
Riset terbaru yang dilakukan oleh tim ilmuwan yang berasal dari NASA dan Columbia University tersebur menemukan, dunia sudah sangat dekat dengan ambang batas tersebut.
“Batas 1,5 derajat celsius lebih mematikan daripada paku pintu,” kata James Hansen dari Institut Bumi Columbia University, penulis utama dalam riset tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.
Untuk diketahui, Hansen merupakan salah satu ilmuwan pertama yang memperingatkan dunia mengenai dampak pemanasan iklim akibat emisi gas rumah kaca (GRK) pada 1980-an.
“Kekurangan komunitas ilmiah kita adalah tidak menjelaskan kepada para pemimpin politik apa yang sedang terjadi,” ungkap Hansen.
Baca juga: Daftar Indikator Tujuan 13 SDGs Penanganan Perubahan Iklim
Riset terbaru tersebut muncul setelah berbulan-bulan terjadi guncangan cuaca ekstrem di seluruh dunia, mulai dari gelombang panas di China hingga banjir besar di Libya.
Selain itu, tahun 2023 juga diproyeksikan sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat.
Studi tersebut menyebutkan, para ilmuwan telah meremehkan betapa sensitifnya iklim bumi terhadap peningkatan kadar karbon dioksida.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) telah memberikan perkiraan terbaik bahwa apabila karbon dioksida meningkat dua kali lipat, shu bumi akan naik 3 derajat celsius.
Baca juga: Gelar Pesta Rakyat Flobamoratas, Pemuda NTT Suarakan Krisis Iklim
Pemahaman yang lebih baik terhadap data iklim kuno, yang diperoleh dari berbagai sumber seperti inti es dan lingkaran pohon, menghasilkan perkiraan suhu yang lebih tinggi yaitu sekitar 4,8 derajat celsius.
Sejauh ini, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer telah meningkat. Dari sekitar 280 parts per milion (ppm) pada era praindustri menjadi sekitar 417 ppm saat ini.
Awal pekan ini, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change menunjukkan bahwa dunia perlu mencapai nol emisi pada 2034.
Target tersebut pelu dicapai agar Bumi memiliki peluang 50 persen menahan pemanasan hingga 1,5 derajat celsius.
Baca juga: 13 Musisi Indonesia Bersatu Suarakan Aksi Iklim, Luncurkan Album “sonic/panic”
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya