Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
CIRCULAR ECONOMY

Potret Sampah 6 Kota, Ini Paparan Litbang Kompas dan Net Zero Waste Management Consortium

Kompas.com - 28/11/2023, 16:09 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Pada kesempatan tersebut, Peneliti Litbang Kompas Nila Kirana memaparkan laporan hasil penelitian kuantitatif bertajuk “Pengelolaan Sampah: Persepsi, Penerapan, dan Harapan”.

Baca juga: Pelatihan Pengelolaan Sampah Digelar di Desa Wisata Edelweiss

Nila menjelaskan, penelitian kuantitatif Litbang Kompas digelar di enam kota di Indonesia, yakni Medan, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Samarinda, dan Makassar. Dalam survei ini, Litbang Kompas mewawancarai 600 responden dari enam kota tersebut.

Selain itu, pihaknya juga memotret tingkat awareness masyarakat terkait 11 aspek. Adapun aspek tersebut meliputi aturan pemerintah daerah yang mengatur tentang jenis kemasan produk yang aman dan pendanaan oleh pemerintah.

Selain itu, sosialisasi RT/RW, aturan pemerintah daerah yang melarang kemasan kecil, pelatihan (pengelolaan sampah) oleh RT/RW, aturan RT/RW terkait pemilahan sampah, serta aturan RT/RW terkait pengambilan sampah terpilah.

Tidak hanya itu, responden juga ditanya lebih jauh mengenai pengawasan pengelolaan sampah oleh RT/RW, kontribusi produsen, pemberian sanksi oleh RT/RW, dan penghargaan bagi warga dalam pengelolaan sampah.

“Jika dilihat berdasarkan kota wilayah penelitian, hasil survei menunjukkan bahwa responden di Kota Samarinda memiliki pengetahuan yang cukup tinggi terhadap beberapa aspek dalam pengelolaan sampah. Pada aspek pendanaan pemerintah, pengetahuan responden terhadap adanya pendanaan pengelolaan sampah di wilayah responden adalah sebesar 65,6 persen,” paparnya.

Baca juga: Saat Negara Tetangga Kagum dengan Pengelolaan Sampah di Banyumas

"Jawara" sampah

Lebih lanjut, proses riset audit sampah yang dilakukan di enam kota dengan titik sampling mencakup TPA, TPS, dan berbagai lokasi, seperti pinggir jalan, pesisir, dan badan sungai.

Dalam audit kolaborasi Litbang Kompas dan NZWMC itu berhasil mengidentifikasi 1.930.495 potongan sampah dari enam kota yang terdiri dari 635 jenis sampah.

Adapun jenis sampah yang menjadi “juara” alias mendominasi adalah serpihan sampah plastik berbagai merek. Kemudian, plastik kresek menempati posisi kedua.

Berikutnya, bungkus mi instan menempati posisi ketiga, cup air mineral menempati posisi keempat, dan botol minuman berkarbonasi menempati posisi kelima.

“Sampah saset cukup banyak timbulannya, termasuk di kawasan yang sudah settle peruntukannya (bukan tempat sampah). Fakta di lapangan menunjukkan tidak ada upaya clean-up, baik oleh masyarakat, pemerintah, maupun produsen,” kata Nila.

Baca juga: 10 Negara dengan Pengelolaan Sampah Terbaik

Adapun timbulan sampah saset didominasi oleh produk sampo, minuman instan bubuk, deterjen, serta penyedap rasa.

Sampah bungkus plastik pun bertebaran serta ditemukan di seluruh titik sampling dalam investigasi audit sampah tersebut.

“Kemasan plastik bungkus tisu, minyak goreng, tube pasta gigi, dan skincare juga masih menjadi material timbulan sampah di TPA serta lokasi lingkungan lainnya,” ujar Nila.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau