Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Total dana kerugian dan kerusakan yang dijanjikan oleh negara-negara kaya dalam COP28 telah terkumpul lebih dari 700 juta dollar AS hingga Rabu (6/12/2023).

Dana kerugian dan kerusakaan tersebut disepakati dalam sidang pleno hari pertama COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Kamis (30/11/2023).

Akan tetapi, janji-janji tersebut masih jauh dari apa yang dibutuhkan, sebagaimana dilansir The Guardian.

Baca juga: Di COP28, Menteri ESDM Targetkan Emisi Energi Turun 358 Juta Ton

Menurut Climate Action Network International, sebuah koalisi yang terdiri dari 200 kelompok iklim, dana kerugian dan kerusakan yang dibutuhkan negara-negara berkembang diperkirakan mencapai lebih dari 400 miliar dollar AS per tahun, dan jumlahnya terus meningkat.

Jika dihitung lebih lanjut, dana kerugian dan kerusakan yang dijanjikan tersebut hanya mencakup kurang dari 2 persen yang dibutuhkan.

Perkiraan kerugian tahunan yang diakibatkan krisis iklim dari masing-masing negara bervariasi antara 100 miliar dollar AS hingga 580 miliar dollar AS.

Janji 100 juta dollar AS yang diberikan oleh UEA disamai oleh Jerman. Janji tersebut kemudian sedikit diungguli oleh Italia dan Perancis, yang keduanya menjanjikan 108 juta dollar AS.

AS, penghasil emisi terbesar sekaligus produsen minyak dan gas terbanyak, sejauh ini hanya menjanjikan 17,5 juta dollar AS.

Baca juga: Neutura Raup Pendanaan Angel COP28 untuk 2 Proyek Penyerap Karbon

Sementara Jepang, negara dengan ekonomi terbesar ketiga setelah AS dan China, telah menawarkan 10 juta dollar AS.

Negara lain yang menjanjikan dana kerugian dan kerusakan adalah Denmark dengan 50 juta dollar AS, Irlandia dan Uni Eropa sebesar 27 juta dollar AS, Norwegia sebesar 25 juta dollar AS, Kanada kurang dari 12 juta dollar AS, serta Slovenia 1,5 juta dollar AS.

Kepala Strategi Politik Global Climate Action Network International Harjeet Singh menyampaikan, janji 700 juta dollar AS tidak ada apa-apanya jika dibandingkan kebutuhan pendanaan yang sangat besar.

“Penundaan lebih dari 30 tahun dalam pembentukan dana ini, ditambah dengan sedikitnya kontribusi dari negara-negara maju, khususnya AS, menandakan ketidakpedulian yang terus-menerus terhadap penderitaan negara-negara berkembang,” tutur Singh.

Dana kerugian dan kerusakan harus bersifat baru dan tambahan. Selain itu, diberikan dalam bentuk hibah, bukan pinjaman, menurut pakar keadilan iklim.

Baca juga: Di Sela COP28, Indonesia dan ADB Sepakati Pensiun Dini PLTU

Namun dalam sebagian besar kasus, sifat dan waktu pemberian dana yang dijanjikan tersebut masih belum jelas karena hanya sedikit negara yang merilis rincian lebih lanjut.

Perjanjian tersebut hanyalah langkah awal dalam menetapkan pengaturan pendanaan kerugian dan kerusakan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau