Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comSampah menjadi masalah besar yang dihadapi umat manusia saat ini. Sampah menjadi pencemar lingkungan apabila tidak terkelola dengan baik.

Beberapa jenis sampah memiliki masa terurai yang singkat. Akan tetapi, sejumlah sampah bisa bertahan dan tidak bisa membusuk dalam puluhan hingga ratusan tahun.

Bahkan ada sampah yang sama sekali tidak bisa terurai atau tidak membusuk selamanya.

Baca juga: Semangat Sehat Mahija Hadirkan Layanan Kesehatan bagi Pekerja Informal Sampah Daur Ulang

Bahan yang sama dengan cara pembuatan yang berbeda pun dapat memengaruhi tingkat terurainya sampah.

Selain bahan, ada banyak faktor memengaruhi pembusukan atau terurainya sampah. Tingkat penguraian dapat sangat bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti suhu, kelembapan, paparan sinar matahari.

Selain itu, ada atau tidaknya mikroorganisme dan apakah terkubur atau terpapar di tempat terbuka juga memengaruhi terurainya sampah.

Berikut 11 jenis sampah dengan masa terurai dari yang paling cepat sampai yang paling lama sebagaimana dilansir Stacker dan Science Learning Hub.

Baca juga: Djarum Paparkan Inisiatif Pengolahan Sampah Organik di COP28

11. Sayuran: 5 hari hingga 1 bulan

Ilustrasi sampah organik.freepik.com Ilustrasi sampah organik.

Bahan nabati terurai dengan cepat. Beberapa jenis sayuran bahkan bisa terurai hanya waktu kurang dari seminggu.

Dengan kandungan nutrisi yang luar biasa, sisa sayuran dapat menjadi bahan yang sempurna untuk pupuk kompos.

10. Kaus katun: 6 bulan

Kaus berbahan katun adalah salah satu barang paling umum yang populer digunakan di seluruh dunia.

Ada berbagai upaya untuk memperpanjang usianya mulai dari disumbangkan, ditukar, atau didaur ulang.

Bila pemakaiannya tidak bijak, bekas kaus berbahan katun menjadi masalah besar dan dapat terakumulasi di lingkungan bila pemiliknya tidak bertanggung jawab.

Kaus berbahan katun biasa bisa terurai dalam enam bulan.

Baca juga: Pemuda Penyelamat Biota Laut dari Sampah itu Bernama Radith

9. Puntung rokok: 18 bulan hingga 10 tahun

Ilustrasi puntung rokokPixabay/AbsolutVision Ilustrasi puntung rokok

Puntung rokok adalah salah satu sampah yang paling sering ditemukan di berbagai tempat. Dalam setahun, ada sekitar 5 triliun batang rokok yang dikonsumsi di seluruh dunia.

Sebagian besar dari puntung rokok dibuang begitu saja di berbagai tempat, kemudian terbawa ke saluran pembuangan air saat hujam dan berakhir ke laut atau saluran air lainnya.

Filter rokok sebagai puntung mengandung plastik selulosa asetat yang terurai sangat lambat.

8. Kain nilon: 30–40 tahun

Kain nilon sering digunakan untuk perlengkapan olahraga seperti kaus dan celana pendek.

Kain nilon juga ditemukan pada perlengkapan seni dan kerajinan. Sering dibuang ke tempat sampah, material ini membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai.

Baca juga: Dukung Ekonomi Sirkular, Kemenkeu Resmikan Program Pengelolaan Sampah

7. Kaleng aluminium: 80–100 tahun

Kaleng aluminium baru mulai terurai setelah 80 hingga 100 tahun dan baru akan terurai sempurna setelah beberapa abad.

Meski demikian, sampah kaleng aluminium memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi,  sehingga menjadikannya salah satu sampah yang banyak didaur ulang.

6. Tisu basah: 100 tahun

Ilustrasi tisu basahSHUTTERSTOCK/ADAM RADOSAVLJEVIC Ilustrasi tisu basah

Tisu basah menjadi andalan untuk menghilangkan riasan dengan cepat, mengganti popok bayi, dan membersihkan rumah dengan mudah.

Masalahnya, tisu basah terbuat dari bahan-bahan plastik poliester yang hampir tidak bisa dihancurkan.

Bahan-bahan tersebut membutuhkan waktu 100 tahun alias satu abad untuk terurai setelah dibuang ke tempat sampah atau dibuang ke toilet.

Baca juga: Potret Sampah 6 Kota, Ini Paparan Litbang Kompas dan Net Zero Waste Management Consortium

5. Kain sintetis: lebih dari 100 tahun

Tidak seperti wol dan katun alami, kain sintetis seperti lycra dan poliester membutuhkan waktu berabad-abad untuk terurai.

Sebagian besar limbah fesyen dapat disumbangkan atau digunakan kembali menjadi barang-barang seperti tempat tidur anjing atau kain pembersih daripada dibuang ke tempat sampah.

4. Sedotan plastik: 200 tahun

Sedotan plastik pada dasarnya tidak diperlukan bagi kebanyakan orang dan jarang dibuang ke tempat daur ulang.

Oleh karenanya, sedotan plastik menjadi target utama para aktivis lingkungan. Sedotan plastik dapat bertahan di bumi selama dua abad setelah terbuang.

Baca juga: Ozon Bisa Jadi Solusi Kurangi Sampah Makanan di Indonesia

3. Botol plastik: 450 tahun

Polusi dari botol plastik merupakan masalah global. Sampah dari botol plastik berakhir di tempat pembuangan sampah, insinerator, lautan, taman, jalan, dan ruang publik lainnya.

Botol plastik juga mencemari lautan. Untuk diketahui, botol plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.

2. Ban: 2.000 tahun

Ilustrasi ban mobil. PIXABAY/E BOUWEN Ilustrasi ban mobil.

Departemen Sumber Daya Alam Carolina Selatan memperkirakan bahwa ban memerlukan waktu sampai 2.000 tahun untuk bisa terurai.

Tak hanya karet, ban juga mengandung logam berat seperti timbal, minyak, dan polutan lainnya yang mencemari lingkungan saat terurai.

Sekitar 280 juta ban dibuang setiap tahun di AS saja, dan 30 juta di antaranya digunakan kembali atau digunakan kembali, sehingga 250 juta ban terbuang sia-sia.

1. Kantong plastik: 10 tahun sampai selamanya

Ilustrasi kantong plastik THINKSTOCK.COM Ilustrasi kantong plastik

Konsumen dalam beberapa tahun terakhir menjadi lebih sadar akan bahaya lingkungan yang ditimbulkan oleh kantong plastik, namun kantong plastik masih menjadi salah satu polutan yang paling umum.

Masa terurai kantong plastik sangat bervariasi, dari 10 tahun atau bahkan ada yang tidak bisa terurai sama sekali.

Baca juga: Usai “Konser Hijau” di Indonesia, Coldplay Ikut Donasi Kapal Pembersih Sampah Sungai Cisadane

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau