Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/01/2024, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Yang juga menjadi sorotan adalah setiap pesta kembang api, ada peningkatan karbon monoksida, oksida nitrat, dan karbon dioksida di lingkungan sekitar.

Semua polutan atmosfer yang dihasilkan oleh aktivitas kembang api juga berdampak terhadap suhu.

Selama pesta kembang api, ditemukan bahwa kandungan panas atmosfer menjadi lebih besar, suhu udara permukaan meningkat, dan visibilitas udara dapat menurun sebanyak 92 persen.

Baca juga: Pesta Kembang Api di Ancol Akan Berlangsung Selama 10 Menit Sambil Ikuti Irama Musik

Membuat hewan ketakutan

Menurut Humane Society of the United States, pesta kembang api turut memengaruhi kehidupan hewan.

Hewan-hewan menjadi takut oleh kebisingan kembang api. Hal tersebut mengakibatkan mereka tersesat, meninggalkan habitatnya, stres, atau bahkan tertabrak kendaraan.

Sebuah penelitian menggunakan pelacak GPS yang dilakukan di Jerman, Denmark, dan Belanda menunjukkan efek kembang api terhadap angsa yang bermigrasi di Arktik selama perayaan malam tahun baru.

Penelitian mengungkapkan bahwa angsa terbang menjauh dari tempat tidurnya sebagai respons terhadap kembang api. Mereka tidak pernah kembali.

Penelitian lain dilakukan Institute for Biodiversity and Ecosystem Dynamics Universitas Amsterdam.

Baca juga: Pesta Kembang Api di Ancol Bakal Jadi yang Terbesar Setelah Pandemi, Pertunjukan 10 Menit Non-stop

Para ilmuwan dalam penelitian tersebut menggunakan radar cuaca untuk mendeteksi bagaimana burung bereaksi terhadap kembang api pada Mmalam tahun baru.

Radar menunjukkan ribuan burung terbang hingga ketinggian 500 meter di udara setelah ledakan.

Dibandingkan dengan manusia, hewan lebih sensitif terhadap kebisingan berfrekuensi tinggi. Situasi itu menyebabkan mereka meninggalkan anak-anaknya dan mengganggu perilaku berkembang biak dan mencari makan.

Dalam kasus ekstrem, ratusan burung ditemukan mati di jalanan Roma, Italia, usai acara kembang api malam tahun baru2021.

Apa penyebab kematian ini? International Organisation for the Protection of Animals (OIPA) meyakini kematian massal burung-burung itu terkait dengan petasan dan kembang api yang sangat keras.

Baca juga: Polisi Pastikan Tak Ada Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru di Demak

Buruk bagi lingkungan

Ilustrasi Kembang ApiShutterstock Ilustrasi Kembang Api

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com