Akses menuju Smart Water ini dirancang secara merata dengan kuota yang diberikan per orang sebesar 60-80 liter per hari sebagai solusi untuk mengatasi krisis air bersih.
Salah satu perwakilan warga Desa Buyut Utara Dedi Setiawan yang merasakan dampak dan manfaat dari program ini mengaku sangat terbantu dengan adanya program tersebut mengingat sebelumnya cukup sulit mendapatkan sumber air bersih terutama saat musim kemarau.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya bantuan yang diberikan oleh Hutama Karya karena saat ini tidak perlu jauh ke sungai untuk mengambil air bersih, akses untuk mendapatkannya pun semakin mudah dan hal ini berdampak besar bagi masyarakat disini,” ujar Dedi.
Sementara dari aspek lingkungan, telah dibangun Unit Pengolahan Sampah dengan media lalat “tentara hitam” atau Black Soldier Fly (BSF) di Rest Area 277A Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Fasilitas ini ditujukan untuk mengolah buangan sampah organik di area tersebut yang kemudian menghasilkan dua produk yaitu pupuk organik dan larva BSF sebagai pakan pendamping ternak.
Kemudian pada aspek pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK), dijalankan program pelatihan serta pendampingan kepada para tenant yang tersebar di beberapa Rest Area JTTS.
Selain itu, dilaksanakan juga serangkaian kegiatan pembinaan sekaligus mengikutsertakan dalam ajang pameran kepada mitra UMK.
Mereka adalah KINNI Store dengan produk utama Kain Sasirangan khas Kalimantan Selatan, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Usang Sungging dari Ogan Ilir Sumatera Selatan dengan kerajinan perabotan berbahan tembaga dan aluminium serta Maradeca Coffee asal Bandung yang memproduksi bubuk dan biji kopi.
Baca juga: Rilis Gerakan Literasi Bersama, HK Buka Program Donasi Buku
Bantuan tersebut dimanfaatkan untuk menciptakan produk inovatif, memiliki nilai jual tinggi dan disesuaikan dengan minat pasar yang secara keseluruhan dapat meningkatkan angka penjualan sebesar 15-20 persen setiap tahunnya.
Menurut Tjahjo, Perseroan memastikan setiap kegiatan dilaksanakan tepat sasaran, seluruh bantuan yang diberikan juga sesuai kebutuhan, berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat serta memenuhi prinsip keberlanjutan.
“Capaian tahun 2023 akan diteruskan pada tahun 2024 sebagai cerminan komitmen perusahaan untuk terus berinovasi, berkolaborasi lebih erat dengan pemangku kepentingan serta memberikan nilai tambah bagi semua pihak,” ucap Tjahjo.
Pada tahun 2024, Tim TJSL akan berfokus pada pendekatan penciptaan nilai manfaat bersama (creating shared value) untuk beberapa program prioritas yang memiliki nilai dampak berkelanjutan yaitu bidang pendidikan dengan memberikan bantuan berupa infrastruktur penunjang, beasiswa serta HK Mengajar.
Kemudian pada bidang lingkungan akan melanjutkan program penyediaan air bersih, pengolahan sampah dan limbah, HK Urban HabitSphere, penanaman pohon serta konservasi satwa di sekitaran wilayah operasional.
Sedangkan pada bidang pengembangan UMK akan berfokus pada pemberdayaan UMK JTTS, Capacity Building UMK dan HK Women’s Empowerment.
Selain itu, Perseroan juga akan konsisten menjalankan program-program yang berkaitan dengan aspek sosial, kesehatan maupun tanggap peduli bencana.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya