Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2024, 18:10 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama kurun satu dekade sejak 2014 hingga 2024 ini, Pemerintah menempatkan konektivitas sebagai salah satu prioritas utama.

Satu di antaranya adalah Jalan Tol Trans-Sumatera (JSST) yang dijadikan sebagai Program Strategis Nasional (PSN) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 100 Tahun 2014 yang kemudian diubah dengan Perpres Nomor 131 Tahun 2022.

Pemerintah memberi amanat kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk membangun  JTTS yang menghubungkan Provinsi Lampung hingga Provinsi Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda, membentang 2.840 kilometer.

Tahap I dari JTTS ditargetkan beroperasi penuh pada 2024 dengan panjang secara ekuivalen 1.064 kilometer.

Melingkupi delapan ruas yang terbagi menjadi empat ruas awal, yakni Jalan Tol Medan-Binjai, Jalan Tol Palembang-Indralaya, Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, dan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar.

Baca juga: Cara HK Bantu Masalah Lingkungan, Gelar Urban Habitsphere di Kampung Proklim

Kemudian empat ruas tambahan, yakni Jalan Tol Terbanggi Besar- Pematang Panggang, Jalan Tol Pematang Panggang-Kayu Agung, Jalan Tol Palembang-Tanjung Api-Api, dan Jalan Tol Kisaran–Tebing Tinggi.

Sementara Tahap II dan Tahap III paralel dikerjakan secara simultan dan berkesinambungan sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati.

Dengan demikian, kehadiran JTTS  dapat menciptakan daya saing Pulau Sumatera sejajar dengan Pulau Jawa yang merupakan pasar utama komoditas dari seluruh Indonesia.

Sebagai pulau terbesar kedua di Nusantara dengan populasi melebihi 55 juta jiwa, Sumatera memainkan peran penting dalam struktur perekonomian negara.

Pulau berjuluk Swarnadwipa atau emas ini dianugerahi beragam potensi alam dan komoditas berlimpah, mulai dari karet, minyak kelapa sawit, kopi, minyak bumi, batu bara, dan gas alam.

Menurut Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti, kontribusi Pulau Sumatera terhadap Product Domestic Brutto (PDB) Indonesia sebesar 22,01 persen sepanjang 2023.

"Sementara kontributor terbesar PDB masih Pulau Jawa sebesar 57,05 persen," ujar Amalia dikutip Kompas.com, dari laman resmi BPS, Minggu (3/3/2024).

Tumbuh Bersama

Namun demikian, Perseroan menyadari, bahwa membangun infrastruktur secara fisik saja tidak cukup untuk membuat Sumatera menjadi pulau dengan masyarakat yang tangguh, berdaya saing, mandiri, dan berkualitas tinggi.

Sepanjang tahun 2023, PT Hutama Karya (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) telah melaksanakan serangkaian kegiatan bertajuk HK Peduli Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan PendidikanHutama Karya Sepanjang tahun 2023, PT Hutama Karya (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) telah melaksanakan serangkaian kegiatan bertajuk HK Peduli Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Pendidikan
Oleh karena itu, selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang 100 persen dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, PT Hutama Karya (Persero) terus berupaya menjalankan inisiasi-inisiasi berkelanjutan untuk masyarakat di sekitar proyek JTTS dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan juga lingkungan.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo.

"Bahwa membangun Indonesia tak semata mengembangkan infrastruktur fisik, melainkan juga secara bersama mengimplementasikan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dalam mendorong kemandirian masyarakat yang berkualitas," tutur Tjahjo.

Baca juga: Rp 1 Miliar dari Hutama Karya untuk Pendidikan dan Sosial 8 Wilayah

Dalam menjalankan program TJSL ini, perseroan mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (Permen BUMN) Nomor PER-05/MBU/04/2021 tentang Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.

Permen BUMN ini juga sebagai artikulasi dari Agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainability Development Goals (SDGs) yang merupakan komitmen Nasional dan Global dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat.

SDGs ini mencakup 17 tujuan dan sasaran global tahun 2030 yang dideklarasikan baik oleh negara maju maupun negara berkembang pada Sidang Umum PBB, September 2015.  

Ke-17 tujuan tersebut yaitu (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; dan (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Pada pengujung tahun 2023, PT Hutama Karya (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) HK Peduli Pendidikan dan Sosial menyalurkan Rp 1 miliar.HK Pada pengujung tahun 2023, PT Hutama Karya (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) HK Peduli Pendidikan dan Sosial menyalurkan Rp 1 miliar.
Selanjutnya (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; dan (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Dalam kaitannya dengan 17 tujuan SDGs ini, Hutama Karya ikut membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi.

Baca juga: HK Bangun Fasilitas Air Bersih dan Renovasi Fasilitas Pendidikan di Sumatera Barat

"Infrastruktur yang kami bangun terutama JTTS mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan, dengan peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya dan adopsi yang lebih baik dari teknologi dan proses ramah lingkungan," tutur Tjahjo.

Terdapat sejumlah program TJSL terkait SDGs yang dijalankan perseroan bertajuk HK Peduli Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Pendidikan guna menciptakan dampak positif bagi masyarakat.

Hingga akhir 2023, Perseroan telah menjalankan beragam program yang turut berdampak pada masyarakat dan lingkungan di sejumlah wilayah Sumatera, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT, Kalimantan Timur hingga Sulawesi Utara.

Total nilai realisasi program TJSL terkait SDGs adalah sebesar Rp 11,24 miliar dengan porsi 48 persen Pilar Sosial, 36 persen Pilar Ekonomi dan 16 persen Pilar Lingkungan.

Program-program unggulan TJSL ini berfokus pada dampak, peningkatan keterlibatan karyawan dan kolaborasi dengan berfokus kepada tiga bidang prioritas yakni Pendidikan, Lingkungan serta Pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK) sebagai wujud kepedulian perusahaan utamanya pada wilayah yang berdekatan langsung pada aktivitas operasional.

Baca juga: HK Peduli, Upaya Hutama Karya Bangun Infrastruktur Pendidikan dan Desa

Selain itu, perseroan juga memperkuat komitmen melalui sejumlah inisiatif unggulan melalui program pendidikan bertajuk HK Mengajar di wilayah Bengkulu dengan melibatkan relawan yang merupakan Insan Hutama.

"Kegiatan tersebut memberikan manfaat dalam mewujudkan character building pada anak usia sekolah agar dapat memiliki pola pikir, perilaku positif dalam hubungan sosial masyarakat serta menumbuhkan konsistensi terhadap pembelajaran berkelanjutan," papar Tjahjo.

Dari sisi lingkungan, telah dijalankan penyediaan fasilitas air bersih layak konsumsi atau Smart Water di Kabupaten Lampung Tengah, Kecamatan Gunung Sugih, Desa Buyut Utara bagi 3.851 jiwa dan 996 Kepala Keluarga.

Akses menuju Smart Water ini dirancang secara merata dengan kuota yang diberikan per orang sebesar 60-80 liter per hari sebagai solusi untuk mengatasi krisis air bersih.

Salah satu perwakilan warga Desa Buyut Utara Dedi Setiawan yang merasakan dampak dan manfaat dari program ini mengaku sangat terbantu dengan adanya program tersebut mengingat sebelumnya cukup sulit mendapatkan sumber air bersih terutama saat musim kemarau.

“Kami sangat bersyukur dengan adanya bantuan yang diberikan oleh Hutama Karya karena saat ini tidak perlu jauh ke sungai untuk mengambil air bersih, akses untuk mendapatkannya pun semakin mudah dan hal ini berdampak besar bagi masyarakat disini,” ujar Dedi.

PT Hutama Karya (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), HK Peduli Kreatif, mengikutsertakan dua pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil (UMK) unggulan yaitu KINNI Store dari Kalimantan Selatan dan kerajinan Ogan Ilir dari Sumatera Selatan, di Inacraft 2023? Jakarta.Hutama Karya PT Hutama Karya (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), HK Peduli Kreatif, mengikutsertakan dua pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil (UMK) unggulan yaitu KINNI Store dari Kalimantan Selatan dan kerajinan Ogan Ilir dari Sumatera Selatan, di Inacraft 2023? Jakarta.
Sementara dari aspek lingkungan, telah dibangun Unit Pengolahan Sampah dengan media lalat “tentara hitam” atau Black Soldier Fly (BSF) di Rest Area 277A Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Fasilitas ini ditujukan untuk mengolah buangan sampah organik di area tersebut yang kemudian menghasilkan dua produk yaitu pupuk organik dan larva BSF sebagai pakan pendamping ternak.

Kemudian pada aspek pengembangan Usaha Mikro Kecil (UMK), dijalankan program pelatihan serta pendampingan kepada para tenant yang tersebar di beberapa Rest Area JTTS.

Selain itu, dilaksanakan juga serangkaian kegiatan pembinaan sekaligus mengikutsertakan dalam ajang pameran kepada mitra UMK.

Mereka adalah KINNI Store dengan produk utama Kain Sasirangan khas Kalimantan Selatan, Kelompok Usaha Bersama (KUB) Usang Sungging dari Ogan Ilir Sumatera Selatan dengan kerajinan perabotan berbahan tembaga dan aluminium serta Maradeca Coffee asal Bandung yang memproduksi bubuk dan biji kopi.

Baca juga: Rilis Gerakan Literasi Bersama, HK Buka Program Donasi Buku

Bantuan tersebut dimanfaatkan untuk menciptakan produk inovatif, memiliki nilai jual tinggi dan disesuaikan dengan minat pasar yang secara keseluruhan dapat meningkatkan angka penjualan sebesar 15-20 persen setiap tahunnya.

Menurut Tjahjo, Perseroan memastikan setiap kegiatan dilaksanakan tepat sasaran, seluruh bantuan yang diberikan juga sesuai kebutuhan, berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat serta memenuhi prinsip keberlanjutan.

“Capaian tahun 2023 akan diteruskan pada tahun 2024 sebagai cerminan komitmen perusahaan untuk terus berinovasi, berkolaborasi lebih erat dengan pemangku kepentingan serta memberikan nilai tambah bagi semua pihak,” ucap Tjahjo.

Pada tahun 2024, Tim TJSL akan berfokus pada pendekatan penciptaan nilai manfaat bersama (creating shared value) untuk beberapa program prioritas yang memiliki nilai dampak berkelanjutan yaitu bidang pendidikan dengan memberikan bantuan berupa infrastruktur penunjang, beasiswa serta HK Mengajar.

Kemudian pada bidang lingkungan akan melanjutkan program penyediaan air bersih, pengolahan sampah dan limbah, HK Urban HabitSphere, penanaman pohon serta konservasi satwa di sekitaran wilayah operasional.

Sedangkan pada bidang pengembangan UMK akan berfokus pada pemberdayaan UMK JTTS, Capacity Building UMK dan HK Women’s Empowerment.

Selain itu, Perseroan juga akan konsisten menjalankan program-program yang berkaitan dengan aspek sosial, kesehatan maupun tanggap peduli bencana.

 

 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com