Hadjar menambahkan, sumber daya manusia lokal juga diberdayakan untuk mengelola kawasan tersebut.
Baca juga: WIKA Beri Pelatihan BIM Senilai Rp 500 Juta untuk Universitas Udayana
Dengan demikian, posisi Wikasatrian sebagai pusat pelatihan kepemimpinan yang mengedepankan kearifan lokal sekaligus mempraktekkan prinsip-prinsip keberlanjutan.
WIKA menyadari bahwa untuk dapat menciptakan bisnis secara berkelanjutan patut bertumpu pada penerapan ESG.
Pelestarian hayati di kawasan ini yang semula hanya didasarkan pada niat baik dan kepedulian terhadap alam, justru kemudian menjadi suatu nilai tambah.
Lebih lanjut, kata dia, Wikasatrian menjadi salah satu representasi implementasi nilai ESG di perusahaan, sehingga target menjadi pioneer dalam penerapan ESG di sektor konstruksi dapat diwujudkan.
Ia berharap bahwa upaya Wika dalam mengembangkan lahan hutan dapat menginspirasi perusahaan lain, agar turut berkontribusi pada kelestarian lingkungan.
"Kami akan ekspos ini kepada banyak pihak, agar banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang concern terhadap hutan. Kami harapkan ini bisa jadi inspirasi," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya