Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/04/2024, 12:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

Para fasilitator daerah itu bertugas untuk melatih guru-guru di sekolah agar menerapkan program membaca berimbang di sekolah.

Baca juga: Pendidikan Inklusi Jadi Modal Hapus Stigma Penyandang Disabilitas

Kendala

Namun, dalam perjalanan kendala penerapan program itu masih saja ditemui. Satu di antaranya adalah masih banyaknya sekolah yang belum menerapkan program belajar berimbang itu.

Sehingga, untuk mempercepat program itu, kuncinya adalah menambah jumlah fasilitator daerah.

Menurutnya, semakin banyak fasilitator daerah masuk ke sekolah pelosok dan semakin banyak buku-buku berkualitas masuk ke sekolah-sekolah pelosok, maka upaya YLAI untuk mempercepat literasi akan lebih baik.

Kendala lainnya adalah mutasi guru di luar kendali dari YLAI. Walaupun sejak dimulainya program sudah ada kesepakatan bersama bahwa tidak ada pergantian guru, namun dinamika terus terjadi dan hal ini berdampak besar terhadap keberlangsungan program tersebut.

Baca juga: Pahamkan Anak Isu Keberlanjutan dengan Kurikulum Pendidikan Lingkungan

Kerja sama antara YLAI dengan sejumlah pemerintah daerah di pulau Sumba memberikan sedikit dampak positif bagi literasi bagi anak-anak di pulau itu.

Sehingga, apa yang sudah dijalankan oleh YLAI sejak 2018 dan kembali berlanjut pada 2021 hendaknya terus berlanjut ke depannya.

Pemerintah daerah seharusnya bisa melanjutkan program metode belajar berimbang tersebut jika ingin generasi-genarasi emas di Pulau Sumba itu menjadi generasi yang masa depannya cemerlang.

"YLAI tidak akan selalu ada di sini selamanya. Besar harapan kami, dinas pendidikan yang akan melanjutkan tongkat estafet untuk melanjutkan program literasi di daerah," ucap Dessy.

Saat ini sudah banyak guru yang terlatih, walaupun belum banyak yang bisa menangani seluruh sekolah di pulau Sumba, karena itu program yang sudah berjalan ini diharapkan terus dilanjutkan.

Baca juga: 5 Kunci Kerberhasilan Swasta Intervensi Kebijakan Pendidikan Indonesia

Upara pemerintah daerah

Sementara itu, John mengatakan, pemerintah daerah akan berupaya menyediakan sarana dan prasarana maksimal demi lancarnya program ini.

"Kami mengucapakan terima kasih kepada YLAI yang telah mendukung pemerintah daerah untuk mendorong peningkatan kemampuan anak-anak pemula melalui pelatihan fasilitator daerah tentang literasi, melatih guru-guru kelas, mendukung sudut baca, bekerjasama dengan dinas pendidikan dalam pengadaan buku bacaan serta pendampingan rutin," kata John.

John berharap, kerja sama dapat terus dibangun dalam rangka memperkuat sistem pendidikan, terutama untuk meningkatkan literasi bagi generasi penerus bangsa di Pulau Sumba.

Pemerintah, kata John, akan mendorong dan menyiapkan anggaran, serta mendukung sarana prasarana guna menjemput generasi emas ke depannya.

Menurut John, program yang dilakukan YLAI telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk membangun generasi emas di wilayah tersebut.

"Semua pihak bekerja sama dengan satu tujuan, bahwa anak anak merupakan harta kita, harta daerah dan bangsa yang tentunya menjadi tugas dan kewajiban untuk membina dan membentuk mereka menjadi anak Indonesia yang unggul dan diharapkan," ujar John.

Baca juga: Beton Goes to School, Kontribusi WSBP Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau