KOMPAS.com – Dalam lima tahun terakhir, tren percakapan publik terkait peluang green jobs atau pekerjaan hijau semakin meningkat, terutama di platform digital.
Hal tersebut mengindikasikan ada banyak orang yang ingin lebih banyak tahu mengenai green jobs.
Manajer Kebijakan dan Advokasi Koaksi Indonesia A Azis Kurniawan mengatakan, kata kunci green jobs juga muncul dala dokumen strategis visi misi calon presiden dan wakil presiden.
Baca juga: Tak Hanya Ramah Lingkungan, Ini 3 Indikator Pekerjaan Jadi Green Jobs
“Dan dalam debat calon wakil presiden bulan Februari 2024 lalu,” kata Azis dalam diskusi bersama organisasi masyarakat sipil terkait peta jalan green jobs yang diselenggarakan Koaksi Indonesia, Rabu (5/6/2024), dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Oleh karena itu, Azis menilai organisasi masyarakat sipil perlu berperan aktif agar pemahaman soal green jobs dapat menjangkau berbagai kelompok masyarakat.
Direktur Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Nur Hygiawati Rahayu menyampaikan, peta jalan green jobs dibutuhkan menjadi acuan semua pihak.
Peta jalan green jobs dapat mendorong kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang mendukung rencana ekonomi hijau yang berkelanjutan sebagai salah satu strategi pemerintah Indonesia untuk transformasi ekonomi.
Baca juga: Bukan Cuma Energi Terbarukan, Green Jobs Cakup Semua Sektor
Nur menyampaikan, peta jalan tersebut memasukkan rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN) pengembangan SDM dalam konteks green jobs yang berisi daftar kegiatan dukungan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan terkait.
Dia menambahkan, Bappenas juga menindaklanjuti peta jalan dengan memasukkan green jobs ke dalam rancangan teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Nur berucap, Bappenas mendefinisikan green jobs sebagai pekerjaan yang berkontribusi untuk melestarikan atau memulihkan lingkungan dan mempromosikan pekerjaan yang layak.
“Definisi ini dielaborasi dengan dua pendekatan, yaitu dari sisi pekerja dan sisi perusahaan,” tutur Nur.
Baca juga: Perkuat Green Jobs di Perdesaan, Koperasi Hijau Perlu Payung Hukum
Dari sisi pekerja, green jobs memiliki tugas-tugas khusus dan membutuhkan keterampilan khusus.
Sementara dari sisi perusahaan, green jobs menerapkan proses ramah lingkungan dan menghasilkan keluaran berupa produk atau jasa ramah lingkungan.
Di sisi lain, Footprint Leader WWF Indonesia Tri Agung Rooswiadji menuturkan, green jobs dapat menjadi peluang mencapai Indonesia Emas 2045 dengan memanfaatkan bonus demografi.
Dia menuturkan, WWF Indonesia siap berkolaborasi dalam pengembangan model-model green jobs di berbagai lanskap dan seascapes, termasuk urban.
Baca juga: Sambut Green Jobs, Ini 5 Lapangan Kerja dari Energi Terbarukan
Ketua Tim Kerja Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Luthfi Ilham Ramadhani menekankan, arah ekonomi Indonesia yang bergerak ke ekonomi hijau akan berdampak pada peningkatan pekerjaan ramah lingkungan.
Luthfi menerangkan, untuk menyongsong era green jobs Kemendikbudristek meningkatkan jumlah program keahlian di bidang pekerjaan hijau dengan mengembangkan kurikulum yang berorientasi pada keterampilan hijau.
Langkah tersebut termasuk menyiapkan tenaga pengajar yang kompeten dan penyediaan sarana prasarana pembelajaran di lembaga pendidikan.
Luthfi juga menekankan perlunya kolaborasi pentahelix yang melibatkan seluruh sektor untuk mengembangkan ekosistem pendukung bagi green jobs mulai dari pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, hingga media massa.
Baca juga: Daftar Skill dan Jurusan yang Dibutuhkan Green Jobs Teknik
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya