Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2024, 09:38 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

“Selain itu akan terbangun jaringan, baik di dalam negeri antar para pemangku kepentingan, maupun dengan pihak luar negeri," tutur Iman.

Pengelolaan Bank Benih

Sementara itu, Koordinator Pelaksana Fungsi Pengelolaan Koleksi Ilmiah Bank Benih BRIN, Ade Yusup Yuswandi menjelaskan peningkatan fasilitas terkait Bank Benih terus dilakukan.

“Secara garis besar proses pengelolaan koleksi Bank Benih dimulai dari pengumpulan koleksi, pemrosesan benih, penyimpanan, pengujian viabilitas dan pengelolaan data koleksi," jelasnya.

Ade juga mengungkapkan bahwa metode penyimpanan benih menggunakan suhu yang rendah, yaitu -20°C hingga 3°C.

Hanya benih yang dapat melalui proses pengeringan (desikasi) dan pembekuan yang dapat disimpan.

Baca juga: Jalankan Program Generation Restoration, GBU Lestarikan Lingkungan

Dalam kesempatan yang sama, Periset Pusat Riset Botani Terapan BRIN, Dian Latifah menyampaikan program Bank Benih sudah diinisiasi dari tahun 2017.

Kegiatan ini dimulai sejak penandatanganan MoU dengan Kebun Raya Kew Inggris dan Pusat Penelitian Biologi serta Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan Kebun Raya.

Hingga kini, kegiatan konservasi benih untuk tanaman-tanaman terancam kepunahan di wilayah hotspot biodiversitas Indonesia masih terus dilanjutkan.

“Selain melakukan riset di bidang biologi benih dan konservasi benih, program ini juga mencakup bidang ekologi regenerasi atau ekologi benih,” papar Dian.

Menurutnya, untuk memperoleh keanekaragaman genetik yang tinggi,  pengoleksian benih diutamakan dari hutan habitat alaminya.

“Diperlukan koordinasi dan kerja sama dengan pihak terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta pihak pengelola Taman Nasional. Koordinasi juga dilakukan dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang berada di bawah pemerintah daerah setempat,” tegasnya.

Sebagai informasi, untuk pembangunan jejaring Bank Benih melibatkan enam Kebun Raya Daerah yang dikelola oleh pemerintah daerah.

Baca juga: Gelar Eartheart, PT ITJ Berbagi Aksi Cinta Lingkungan

Di antaranya Kebun Raya Jagatnatha di Bali, Kebun Raya Itera di Lampung, Kebun Raya Balikpapan di Kalimantan Timur, Kebun Raya Massenrempulu, Enrekang di Sulawesi, Kebun Raya Kuningan di Jawa Barat, serta Kebun Raya Lemor di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kerja sama ini dilakukan untuk mewakili berbagai wilayah di Indonesia. Adapun saat ini, Bank Benih BRIN terpusat di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

“Prinsip konservasi benih mewajibkan adanya sebuah duplikat. Di masa mendatang, BRIN diharapkan dapat menduplikasikan koleksi benihnya di tempat lain. Duplikasi dilakukan agar jika terjadi bencana alam atau kerusakan di suatu fasilitas, jenis benih yang ada di daerah tersebut masih tersimpan di Bank Benih pada lokasi lain,” pungkasnya.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau