Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/07/2024, 16:00 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

"Rencana ini mengikat secara hukum, bukan hanya komitmen di atas kertas," cetus Dida.

Meskipun target NDC kami mencakup sekitar 60% dari sektor FOLU, inisiatif FOLU Net Sink 2030 bukan hanya tentang tujuan iklim.

Indonesia juga telah memprioritaskan perlindungan spesies unggulan seperti orangutan Sumatera, gajah, harimau, badak, orangutan Tapanuli, orangutan Kalimantan, dan badak Jawa.

Hal ini dilakukan untuk memastikan populasi mereka terus berkembang dan terhindar dari kepunahan.

Baca juga: Di Forum Internasional, Teknologi Jaga Hutan RI Berbuah Apresiasi

Meskipun FOLU Net Sink ditargetkan secara nasional pada tahun 2030, bentang alam utama di Sumatera, Kalimantan, dan Papua telah mencapai tonggak sejarah ini.

"Pengarusutamaan konservasi keanekaragaman hayati, termasuk perlindungan satwa liar dan habitatnya serta pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, sangat penting untuk mencapai tujuan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global," tuturnya.

Dida mengungkapkan, pertemuan ASOF ke-27 ini menjadi momentum penting bagi negara-negara anggota ASEAN untuk memajukan tujuan bersama dalam pengelolaan hutan lestari, konservasi keanekaragaman hayati, dan ketahanan iklim.

Dia berharap dalam pertemuan ini bisa berbagi pengalaman untuk memperkuat kerja sama mengatasi tantangan dan peluang yang dihadapi di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia dan negara-negara ASEAN berkomitmen membangun standarisasi monitoring hutan supaya bisa memiliki data yang sama.

"Jadi kami tadi di pertemuan menyampaikan ada tantangan yang akan dihadapi di bidang kehutanan terkait dengan 3 krisis planet yaitu terkait dengan climate change, biodiversity, dan juga polution," terang Dida.

Baca juga: Respons All Eyes on Papua, KLHK Proses Status Hutan Adat di Boven Digoel

Menurut Dida, tiga isu tersebut terkait dengan kehutanan dan ancaman yang dihadapi seperti kaitannya dengan deforestasi dan degradasi hutan.

Indonesia sebagai percontohan yang berhasil menurunkan angka deforestasi dan emisi. Sebab organisasi internasional sudah mengakui prestasi Indonesia dalam mengendalikan laju deforestasi dan emisi.

"Bahkan ini pun diakui secara internasional, jadi tidak hanya klaim saja. Dan ini harapan kita nanti akan menjadi sharing di pertemuan sidang ini, kita juga akan berbagi pengalaman, kepada negara ASEAN lain, pengalaman Indonesia bagaimana menurunkan angka deforestasi, terlebih pada situasi el Nino tahun lalu," tuntas Dida.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Gula-gula Pasar Karbon Dunia dan Pahitnya bagi Indonesia
Gula-gula Pasar Karbon Dunia dan Pahitnya bagi Indonesia
LSM/Figur
Sah Secara Hukum Tak Cukup, Industri Perlu Restu Publik untuk Berkelanjutan
Sah Secara Hukum Tak Cukup, Industri Perlu Restu Publik untuk Berkelanjutan
LSM/Figur
BKSDA Aceh Umumkan Kematian Panton, Bayi Gajah yang Terseret Arus Sungai
BKSDA Aceh Umumkan Kematian Panton, Bayi Gajah yang Terseret Arus Sungai
LSM/Figur
Langkah Membumi Ecoground 2025 Ajak Masyarakat Perkuat Ekonomi Sirkular
Langkah Membumi Ecoground 2025 Ajak Masyarakat Perkuat Ekonomi Sirkular
Swasta
Kaltim Bisa Keluar dari Ekonomi Minyak dan Batu Bara, Masa Depan Hijau Sudah Terlihat
Kaltim Bisa Keluar dari Ekonomi Minyak dan Batu Bara, Masa Depan Hijau Sudah Terlihat
Pemerintah
Greenpeace: Kasus Radioaktif Cikande Bukti Kecerobohan Pemerintah Awasi Impor Logam
Greenpeace: Kasus Radioaktif Cikande Bukti Kecerobohan Pemerintah Awasi Impor Logam
LSM/Figur
Investasi ke Smart Grid, ASEAN Bisa Cegah Kerugian Rp 36,8 T dan Ciptakan 650.000 Pekerjaan
Investasi ke Smart Grid, ASEAN Bisa Cegah Kerugian Rp 36,8 T dan Ciptakan 650.000 Pekerjaan
LSM/Figur
SIS Group Kolaborasi dengan Raffles Institution, Kembangkan Pertukaran Pelajar Berkelanjutan di Asia Tenggara
SIS Group Kolaborasi dengan Raffles Institution, Kembangkan Pertukaran Pelajar Berkelanjutan di Asia Tenggara
Swasta
Populasi Burung Dunia Menyusut 61 Persen, Krisis Sudah di Depan Mata
Populasi Burung Dunia Menyusut 61 Persen, Krisis Sudah di Depan Mata
LSM/Figur
Hari-hari Terasa Panas Menyengat, BMKG Ungkap Penyebabnya
Hari-hari Terasa Panas Menyengat, BMKG Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Langkah Maju Konservasi, IUCN Adopsi Resolusi Lawan Kejahatan Lingkungan
Langkah Maju Konservasi, IUCN Adopsi Resolusi Lawan Kejahatan Lingkungan
Pemerintah
Pemerintah Fokus Tangani Karhutla di Luar 6 Wilayah Prioritas
Pemerintah Fokus Tangani Karhutla di Luar 6 Wilayah Prioritas
Pemerintah
Kabar Baik, Populasi Penyu Hijau Dunia Naik 28 Persen
Kabar Baik, Populasi Penyu Hijau Dunia Naik 28 Persen
Pemerintah
Guru Besar ITB: Etanol di BBM Kurangi Impor dan Buka Peluang Kerja Hijau
Guru Besar ITB: Etanol di BBM Kurangi Impor dan Buka Peluang Kerja Hijau
LSM/Figur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Pada Desember, Waspadai Banjir dan Longsor
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Pada Desember, Waspadai Banjir dan Longsor
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau