Komite desa bekerja pada program pendidikan, perlindungan spesies, dan patroli yang dilakukan warga sendiri, serta memberlakukan larangan berburu di desa.
Sedangkan SVC mengelola pemesanan pariwisata, pelatihan pemandu, serta menginvestasikan kembali keuntungannya ke dalam pekerjaan konservasi.
Contoh jenis tur yang ditawarkan kepada turis adalah pengamatan burung.
Kemitraan antara masyarakat dan operator tur swasta tersebut saling menguntungkan, karena juga memberikan pendapatan langsung bagi masyarakat melalui layanan pariwisata.
Melalui manfaat ekowisata, penduduk desa sekarang melihat kehidupan burung dan habitatnya sebagai sumber daya penting yang dapat dibanggakan dan dilestarikan, bukannya diburu.
Baca juga: Greenpeace: UU Konservasi Malah Pisahkan Peran Masyarakat Adat
Sejak program tersebut dijalankan, kehidupan keanekaragaman hayati di sana menjadi meningkat.
Populasi ibis bahu putih dari awalnya satu sarang dan satu pasang kini menjadi enam sarang dan 35 ekor. Populasi ibis raksasa juga berkembang menjadi 25 ekor.
Perburuan dan perdagangan burung liar telah menurun secara signifikan karena penduduk desa kini mendapatkan keuntungan dari wisata mengamati burung.
Pemesanan wisata di Tmat Boey meningkat dari tahun ke tahun. Seiring dengan meningkatnya pemesanan, pendapatan pun meningkat.
Tmat Boey telah memenangkan banyak penghargaan termasuk Responsible Tourism Award 2007, Equator Prize 2008, dan juara dua Green Destination’s 100 Sustainable Destinations untuk Best of Ecotourism pada 2018.
Baca juga: DPR Sahkan Revisi UU Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem
SVC juga memperluas pendekatan ekowisata Tmat Boey ke delapan masyarakat lain di seluruh Kamboja Utara dan Timur.
Sekarang, warga lokal dan SVC berupaya untuk membangun kembali ekowisata di sana dengan lebih baik pasca pandem Covid-19.
Mereka mulai berbenah dan akan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pertumbuhan ekowisata di dataran utara Kamboja.
Pondok ekologi yang baru ini akan siap pada 2024 dan akan menawarkan standar akomodasi yang lebih tinggi.
Selain itu akan ada pilihan tur dan aktivitas sepanjang tahun yang lebih banyak di wilayah tersebut.
Baca juga: Studi: Warga Pesisir Dekat Area Konservasi Masih Kurang Sejahtera
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya