JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) untuk Indonesia dan Timor Leste Marco Kamiya menilai, Ibu Kota Nusantara (IKN) berpotensi menjadi kota taman hutan (forest-garden city) terintegrasi dan berkelanjutan pertama di dunia.
Sebab, ia menjelaskan, meski kota seperti Singapura dan Amsterdam telah memiliki bangunan hijau dengan taman, belum ada kota yang mengintegrasikan seluruh hutan ke dalam lingkungan perkotaan.
Menurutnya, IKN menawarkan peluang untuk mewujudkan konsep "kota taman hutan" pertama di dunia.
“Hingga saat ini, belum ada yang pernah benar-benar mengintegrasikan hutan ke dalam lingkungan perkotaan. Jadi, ada peluang untuk (IKN) melakukannya,” ujar dia saat konferensi pers Bridge for Cities di Jakarta, Senin (12/8/2024).
Baca juga: World Water Forum Hasilkan Pendanaan Proyek Air di IKN dan Banten
Meski belum pernah diterapkan secara komprehensif, ia berpendapat hal itu bukan tidak mungkin dilakukan.
Menurut Marco, kebaruan ini membuka peluang bagi Indonesia untuk menetapkan standar baru bagi pembangunan masa depan.
“Kota-kota di masa depan tidak bisa lagi mengabaikan wilayah pedesaan dan hutan, harus ada cara untuk mengintegrasikan elemen-elemen alam ini,” imbuhnya.
Konsep kota taman hutan bertujuan untuk menyatukan fungsi urban dengan ekosistem alami.
Artinya, bukan hanya menambahkan beberapa ruang hijau ke dalam desain kota, tetapi menciptakan lingkungan di mana hutan, taman, dan ruang terbuka hijau menjadi bagian integral dari struktur kota.
Hal ini berbeda dengan pendekatan tradisional yang sering menganggap ruang hijau sebagai tambahan, alih-alih elemen fundamental.
Ia mengakui, perubahan fungsi lahan dari hutan menjadi kota memang menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah mengatasi dampak lingkungan dari deforestasi.
Sebab, di satu sisi, pemindahan fungsi dari hutan ke kota berpotensi mengurangi keanekaragaman hayati dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
Baca juga: Finlandia Digandeng, IKN Naik Level Jadi Kota Paling Berbahagia
Namun, dengan perencanaan yang matang, ia berpendapat bahwa IKN bisa menjadi contoh keberhasilan integrasi ekosistem dan urbanisasi.
“Saya percaya kita bisa melakukannya. Banyak praktik baik yang bisa diambil di seluruh dunia. Itulah alasan kami (UNIDO) di sini, mencoba mengumpulkan praktik baik, teknologi, dan kemungkinan untuk mencapai tujuan bersama secara lebih berkelanjutan,” tutur dia.
Lebih lanjut, ia menyoroti peran penting dari transformasi digital. Menurutnya, teknologi dapat memberikan solusi untuk banyak tantangan perkotaan, terutama dalam hal keamanan. Transformasi digital bisa menjadi salah satu peluang yang bisa dioptimalkan untuk pembangunan IKN.
Ia memberi contoh, penggunaan teknologi pintar dan digital dapat membantu mengelola dan memantau ruang hijau, serta memastikan bahwa kota tetap berfungsi secara efisien.
“Misalnya, dalam hal keselamatan. Di banyak kota, dengan transformasi digital dan kecerdasan buatan, kita dapat mengidentifikasi lokasi yang tidak memiliki pencahayaan atau daerah yang tidak aman, untuk melindungi area tersebut,” terang dia.
Baca juga: Menakar Potensi Naik Kelas Ecotourism yang Akan Dikembangkan di IKN
Selain itu, sistem pemantauan berbasis sensor dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah lingkungan sebelum menjadi masalah besar.
Untuk merealisasikan visi taman hutan kota, ia menegaskan pentingnya untuk fokus pada perencanaan yang komprehensif dan inklusif, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Ia mengatakan, IKN Nusantara memiliki potensi untuk menjadi model kota masa depan yang mengintegrasikan urbanisasi dengan pelestarian lingkungan secara inovatif.
Jika dikelola dengan baik, kota ini bisa menjadi contoh yang menginspirasi untuk pengembangan kota-kota lain di seluruh dunia.
“Ini adalah wilayah baru bagi kami, mengubah hutan menjadi kawasan urban dengan teknologi terbaru dan perencanaan. Namun, ini juga merupakan kesempatan baik bagi kita untuk menguji hal baru,” pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya