Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Tanaman Obat untuk Perempuan Perlu Dipercepat

Kompas.com - 25/08/2024, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong percepatan riset dan inovasi terkait pemanfaatan tanaman obat untuk perempuan.

Hal tersebut dilakukan karena isu kesehatan wanita sangat fundamental, mengingat sekitar 49,9 persen penduduk Indonesia adalah perempuan.

Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN NLP Indi Dharmayanti mendorong periset di lembaga tersebut, khususnya di Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PRBBOOT).

Baca juga: Potensi Melimpah, tapi Obat Herbal Standar RI Masih Sedikit

"Terus berkarya dan berkolaborasi, mempercepat, dan memperkuat inovasi pemanfaatan tanaman obat dan ramuan tradisional kita," kata Indi dalam webinar Bincang Riset V bertema "Tanaman Obat dan Ramuan Herbal untuk Kesehatan Wanita", Selasa (20/8/2024), sebagaimana dikutip situs web BRIN.

Sementara itu, Kepala PRBBOOT BRIN Sofa Fajriah mengatakan, tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia sangat menjanjikan untuk pengembangan produk obat dari bahan alam, khususnya untuk ramuan kesehatan wanita.

"Istilah back to nature (kembali ke alam) semakin mendorong pemanfaatan herbal yang memberikan efek pada kesehatan," sebut Sofa.

Dia menuturkan, semakin banyak berbagai kajian atau studi tentang herbal oleh para ilmuwan akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan.

Baca juga: Orangutan Mampu Obati Luka dengan Racikan Herbal Sendiri

Selain itu, semakin banyaknya penelitian akan berpengaruh pula pada penggunaan obat herbal yang berasal dari tumbuhan dengan cara tradisional dan alami.

Pasalnya, penggunaan obat herbal sebenarnya telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dulu.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyampaikan, Indonesia memiliki potensi obat herbal yang sangat besar.

"Secara umum mestinya kita bisa menggantikan semua bahan baku obat," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Jakarta, Senin (3/6/2024), sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Indonesia Simpan Potensi Obat Herbal Hewan dari 30.000 Spesies Tanaman

Handoko menuturkan, Indonesia telah mengidentifikasi sekitar 30.000 spesies dari biodiversitas. Akan tetapi, obat herbal berstandar masih sangat sedikit yakni 76 obat.

Menurutnya, bila keanekaragaman hayati itu bisa dioptimalkan secara baik, hal tersebut dapat menciptakan kedaulatan obat dan kesehatan bagi Indonesia.

Dengan demikian, lanjutnya, insiden berebut obat dan kelangkaan obat yang terjadi seperti saat pandemi Covid-19 tidak akan terulang.

"Itu (bahan baku obat) salah satu bentuk kedaulatan dan ketahanan era modern ini yang justru jauh lebih penting daripada bukan hanya masalah perang," kata Handoko.

Baca juga: 5 Obat Herbal Asam Urat yang Bisa Dicoba di Rumah

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Swasta
Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah
Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Swasta
AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Swasta
Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Pemerintah
Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau