Dengan mempertimbangkan temuan itu, peneliti mengusulkan berbagai rekomendasi kebijakan untuk membantu mengurangi dampak panas ekstrem pada masyarakat.
Ini termasuk menciptakan ruang publik yang teduh, subsidi transportasi publik bagi populasi yang rentan, termasuk perbaikan desain perkotaan seperti menanam lebih banyak pohon dan menggunakan bahan yang memantulkan panas di trotoar juga dapat membantu membuat kota lebih tangguh terhadap kenaikan suhu.
"Menangani tantangan yang terkait dengan panas ekstrem bukan hanya masalah desain perkotaan, tetapi juga masalah kesetaraan dan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat," kata penulis utama Irfan Batur.
"Kita perlu mengambil tindakan tegas untuk memastikan bahwa kota-kota kita siap melindungi semua penduduk dari bahaya panas ekstrem," paparnya.
Baca juga: RI Bidik Afrika, Ajak Kerja Sama Mineral Kritis untuk Baterai Kendaraan Listrik
Tim berharap bahwa temuan mereka akan mendorong para pembuat kebijakan untuk segera mengambil langkah-langkah guna menciptakan kota-kota yang lebih tahan panas.
"Penelitian ini menyoroti bagaimana panas dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan perjalanan dengan cara yang berpotensi membahayakan bagi kelompok populasi yang paling rentan," tambah Pendyala.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya