Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panas Ekstrem Pengaruhi Pola Mobilitas Masyarakat

Kompas.com, 2 Oktober 2024, 21:16 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Panas ekstrem secara signifikan mengubah cara orang menjalani kehidupan sehari-hari, mulai dari waktu yang dihabiskan di rumah hingga pilihan transportasi.

Temuan yang dipublikasikan di Transportation Research Part D ini pun menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan kebijakan seiring dengan makin meningkatnya suhu di kota-kota dunia.

Menurut penelitian sebagaimana dikutip dari Science Daily, Rabu (2/10/2024), panas ekstrem secara signifikan mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan orang di luar rumah.

Pada hari yang sangat panas, orang cenderung lebih banyak tinggal di dalam ruangan, mengurangi aktivitas luar ruangan, dan menghindari perjalanan yang tidak penting.

Baca juga: Strategi Astra Dukung Transportasi Bebas Emisi di Indonesia

Misalnya, data menunjukkan penurunan tajam dalam perjalanan yang dilakukan untuk bersantai, berbelanja, dan bersosialisasi saat suhu meningkat.

Selain itu, orang mengalihkan perjalanan mereka ke waktu yang lebih sejuk, memilih perjalanan pagi atau sore hari untuk menghindari panas di tengah hari.

Kenaikan Penggunaan Mobil

Tidak hanya itu saja, studi juga menyoroti bagaimana panas ekstrem mengubah pilihan transportasi masyarakat.

Penggunaan mobil menjadi meningkat sementara perjalanan yang dilakukan dengan berjalan kaki, bersepeda dan transportasi publik menurun secara signifikan.

Rata-rata, perjalanan menggunakan transportasi publik turun hampir 50 persen pada hari-hari panas ekstrem, karena orang-orang mencari kelegaan dengan kendaraan pribadi ber-AC.

Peneliti pun mencatat, perubahan ini menghadirkan tantangan signifikan bagi kota-kota yang ingin mempromosikan pilihan transportasi berkelanjutan seperti berjalan kaki dan transportasi publik.

Baca juga: Akan Banyak “Pengungsi Iklim” di Berbagai Wilayah di Dunia

Studi juga menemukan bahwa individu berpenghasilan rendah menjadi kelompok yang rentan terhadap dampak buruk panas mereka.

Individu-individu ini juga merupakan mereka yang paling tidak fleksibel dalam hal kapan dan di mana mereka bekerja, sehingga memerlukan perjalanan bahkan ketika suhu sangat panas.

Sementara individu berpenghasilan tinggi melaporkan melakukan perjalanan yang jauh lebih sedikit pada hari-hari yang sangat panas.

"Kami melihat bahwa panas ekstrem memperburuk ketidakadilan dalam mobilitas dan partisipasi aktivitas perjalanan," kata Ram M. Pendyala, seorang profesor di School of Sustainable Engineering and the Built Environment Arizona State University.

"Mereka yang sudah dirugikan, seperti individu berpenghasilan rendah atau mereka yang bergantung pada transportasi umum, menghadapi risiko yang lebih besar selama gelombang panas. Ini adalah seruan yang jelas untuk intervensi kebijakan yang ditargetkan untuk melindungi kelompok populasi yang paling rentan," katanya lagi.

Baca juga: Dukung Bebas Emisi, Ahli Bikin Green Hydrogen untuk Transportasi Laut

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau