KOMPAS.com - Yayasan Udara Anak Bangsa atau dikenal dengan Bicara Udara berharap isu kualitas udara menjadi prioritas bagi para calon kepala daerah dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Co-Founder Bicara Udara Ratna Kartadjoemena mengatakan, lembaga tersebut tengah sibuk meminta bertemu dengan para calon gubernur untuk membawa isu kualitas udara menjadi prioritas.
Bicara Udara merupakan sebuah organisasi non-profit yang berfokus pada edukasi dan advokasi peningkatan kualitas udara di Indonesia.
Baca juga: PBB: Investasi Udara Bersih Selamatkan Nyawa dan Perangi Perubahan Iklim
Ratna menuturkan, menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024, Bicara Udara bertemu calon presiden untuk memastikan mereka mendengar suara rakyat.
"Kini, kami juga akan sibuk bertemu calon gubernur agar isu ini menjadi prioritas," ujar Ratna sebagaimana dilansir Antara, Senin (7/10/2024).
Kekhawatiran soal kualitas udara tersebut juga menjadi landasan utama dalam acara Biru Talks di The Sustainability Xperience (TSX) 2024 di Jakarta, Sabtu (5/10/2024).
Dalam kegiatan tersebut, ibu-ibu dari Bicara Udara menyerukan pentingnya perbaikan kualitas udara dalam di momen Pilkada 2024.
Baca juga: Dampak Tak Terduga dari Polusi Udara: Perubahan Suasana Hati
Ratna juga menekankan pentingnya menjaga momentum dalam advokasi agar isu tersebut tetap menjadi perhatian pemerintah.
Dia turut meminta agar masyarakat tidak hanya menjadi netizen pasif, tetapi juga proaktif dalam menyuarakan keinginan mereka kepada pemimpin yang memiliki kekuasaan untuk bertindak.
"Jadi, memang kita sebagai masyarakat itu dituntut untuk selalu aktif. Kita juga harus aktif mendesak dan juga memberikan opini apapun keinginan kita kepada orang-orang yang memiliki kompetensinya sehingga kita didengar," papar Ratna.
Co-Founder Bicara Udara Novita Natalia menyampaikan, kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan melalui strategi yang inovatif termasuk viralitas di media sosial.
Baca juga: Polusi Udara Tinggi, Sensor Udara Perlu Ditingkatkan
Menurutnya, viralitas isu merupakan langkah awal untuk memastikan bahwa kebijakan yang mendukung perbaikan kualitas udara dapat segera diterapkan. Masyarakat diminta berperan aktif untuk menyuarakan tuntutan tersebut secara lebih efektif.
"Ketika kita bicara polusi udara, kita juga bicara soal kebijakan publik. Untuk itu, masyarakat perlu sadar bahwa saat ini, jika isu tidak viral, seringkali tidak mendapat perhatian dari pemerintah," ujarnya pula.
Bicara Udara menekankan, udara bersih adalah hak mendasar yang kini terancam oleh kualitas udara yang semakin memburuk.
Bicara Udara mencontohkan Jakarta sebagai salah satu kota dengan tingkat polusi udara terburuk di dunia.
Lembaga tersebut menilai, Jakarta menghadapi tantangan serius yang mempengaruhi kesehatan warganya, terutama ibu-ibu yang khawatir akan dampak jangka panjang bagi keluarga dan anak-anak mereka.
Baca juga: DKI Jakarta Butuh 71 Stasiun Pemantau Kualitas Udara
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya