Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT LINGKUNGAN

Ekonomi Sirkular, Solusi Nyata Masalah Limbah di Indonesia

Kompas.com - 23/12/2024, 11:51 WIB
Aningtias Jatmika,
Agung Dwi E,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

Pada proses daur ulang tersebut, boolet.id bekerja sama dengan tenaga kerja lokal, khususnya ibu-ibu. Di workshop boolet.id, mereka diberdayakan untuk proses sterilisasi limbah sumpit dan tusuk sate.

Sementara, pengolahan woodlet menjadi furnitur melibatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta pengrajin Jawa Tengah.

“Kami juga bekerja sama dengan komunitas, pelaku industri, dan juga entitas, terutama dalam edukasi tentang penerapan ekonomi sirkular,” ucap perwakilan boolet.id.

Baca juga: Adaptasi Sistem Ekonomi Sirkular dalam Proses Produksi, Hokben bersama Boolet Daur Ulang Sumpit Sekali Pakai

Gerakan tersebut pun mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah individu dan pelaku bisnis yang terlibat dalam pengumpulan limbah.

Inisiatif serupa juga dilakukan Noovoleum. Ecoprenuer ini mengolah minyak jelantah menjadi bahan baku atau sustainability aviation fuel (SAF) untuk bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan ketimbang bahan bahan fosil.

Di Indonesia, minyak jelantah kerap dibuang secara sembarang, bahkan digunakan kembali secara tidak sehat.

“Solusi tersebut tak sekadar menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan, tetapi juga menyiasati pencemaran air dan tanah akibat limbah minyak jelantah,” tutur perwakilan Noovelum.

Untuk menghasilkan SAF, Noovoleum menghadirkan UCO Solution. Solusi ini mencakup mesin pengumpul minyak jelantah UCOllect Box dan aplikasi UCOllect App berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Melalui UCollect App, pengguna lebih mudah menyetor dan memantau minyak jelantah yang telah dikumpulkan.

Menariknya, inisiatif itu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui program pembelian minyak jelantah. Jadi, masyarakat akan memperoleh pendapatan tambahan lewat setiap liter minyak jelantah yang disetorkan ke Noovoleum.

Di samping itu, Noovoleum juga menciptakan peluang usaha bagi mitra lokal, mulai dari UMKM, pemilik bisnis, sekolah, hingga komunitas, yang ingin membangun ekonomi sirkular melalui pengumpulan minyak jelantah.

“Kami memberdayakan UMKM lokal sebagai mitra pengumpulan dan mengajak (mereka) untuk mendukung sustainability future demi meningkatkan pendapatan mereka,” ucap Noovoleum.

Masyarakat pun menyambut inisiatif itu dengan antusias. Apalagi, Noovoleum juga memberikan edukasi tentang dampak buruk minyak jelantah terhadap lingkungan dan kesehatan secara aktif. Saat ini, sebanyak 50 UCollect Box sudah tersedia di beberapa titik di Indonesia.

Ada pula Plustik, yakni startup yang berfokus untuk mendaur ulang plastik menjadi produk lain, mulai dari paving block, floor decking, dudukan ponsel, gantungan baju, hingga perahu.

Belum lama ini, Plustik bekerja sama dengan operator seluler untuk mengolah limbah cangkang kartu SIM yang biasanya dibuang begitu saja setelah pelanggan melakukan aktivasi nomor di toko menjadi paving block. Limbah tersebut dikumpulkan dari 3.000 toko penjual pulsa di Bali.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau