Untuk membuat satu paving block, dibutuhkan 200 gram limbah plastik. Dari proyek ini, Plustik berhasil memproduksi sekitar 5.000 paving block yang kemudian dipasang di kawasan wisata hutan mangrove di Bali.
Cerita tentang inisiatif-inisiatif ecopreneur, seperti Boolet.id, Noovoleum, dan Plustik, menunjukkan bahwa inovasi berbasis ekonomi hijau dapat menjadi solusi atas tantangan perubahan iklim dan membuka peluang baru.
Lewat pendekatan ekonomi sirkular, mereka tidak hanya mengurangi limbah dan menekan laju deforestasi, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal serta menciptakan model bisnis berkelanjutan.
Baca juga: Apakah Perubahan Iklim Sebabkan Gempa Jadi Lebih Sering?
Solusi tersebut juga menunjukkan bahwa isu lingkungan dapat diatasi dengan pendekatan kreatif yang menghasilkan manfaat ekonomi, seperti pendapatan tambahan bagi masyarakat dan pengembangan UMKM lokal.
Inisiatif itu menjadi bukti bahwa transformasi menuju ekonomi hijau mampu menciptakan peluang kolaborasi dan pertumbuhan yang inklusif di berbagai sektor.
Dalam konteks perubahan iklim, gerakan tersebut juga menunjukkan bahwa masa depan yang berkelanjutan dapat tercapai dengan mengubah tantangan menjadi peluang inovasi.
Ketiga ecopreneur tersebut bersama ecopreneur lain turut membagikan inspirasi gerakan ekonomi sirkular di gelaran Langkah Membumi Festival (LMF) 2024 yang diinisiasi oleh Blibli Tiket Action dan Ecoxyztem.
Sebagai salah satu pemain besar di sektor e-commerce, Blibli mengajak semua lapisan masyarakat, mulai dari remaja hingga lansia, untuk mengenal keberlanjutan dengan cara yang membumi, penuh aksi nyata, dan kolaboratif.
LMF 2024 digelar di Senayan Park, Jakarta, mulai Sabtu (2/11/2024) hingga Minggu (3/11/2024). Festival ini merupakan persembahan program sustainability Blibli Tiket Action dari Blibli Tiket—Payung program keberlanjutan Blibli Tiket—bersama venture builder Ecoxyztem.
Baca juga: Langkah Membumi Festival 2024 Dorong Praktik Keberlanjutan dan Ekonomi Sirkular
Chief Operating Officer (COO) dan Co-Founder Blibli Lisa Widodo mengatakan, berbagai kalangan yang hadir pada festival ini mengambil peran untuk memahami perjalanan mereka untuk keberlanjutan bumi.
“Melihat antusiasme dari para pengunjung, kami berharap, festival ini terus membawa dampak lebih besar dan menjadi pergerakan bersama. Kami membuka pintu bagi siapa pun yang ingin bergabung dalam gerakan ini untuk bersama membangun masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Lisa dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (18/11/2024).
Sebanyak 18.000 partisipan terlibat pada acara tersebut. Kehadiran ribuan pelajar dan mahasiswa menunjukkan bahwa festival ini dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk menyerap inspirasi dari berbagai inovasi dan produk berkelanjutan yang dipamerkan.
Festival tersebut juga diukur dampaknya oleh sebuah sustainability impact partner, bernama Life Cycle Indonesia.
LMF tercatat dapat mencegah emisi sebesar 10.6 ton CO2e, di antaranya lewat penggunaan barang bekas. Hal ini membuktikan bahwa acara besar dapat diselenggarakan secara lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Baik festival maupun berbagai inisiatif dari sejumlah startup menunjukkan bahwa menjaga bumi lewat ekonomi sirkular adalah keniscayaan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya