Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT LINGKUNGAN

Ekonomi Sirkular, Solusi Nyata Masalah Limbah di Indonesia

Kompas.com, 23 Desember 2024, 11:51 WIB
Aningtias Jatmika,
Agung Dwi E,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

Untuk membuat satu paving block, dibutuhkan 200 gram limbah plastik. Dari proyek ini, Plustik berhasil memproduksi sekitar 5.000 paving block yang kemudian dipasang di kawasan wisata hutan mangrove di Bali.

Antisipasi perubahan iklim

Cerita tentang inisiatif-inisiatif ecopreneur, seperti Boolet.id, Noovoleum, dan Plustik, menunjukkan bahwa inovasi berbasis ekonomi hijau dapat menjadi solusi atas tantangan perubahan iklim dan membuka peluang baru.

Lewat pendekatan ekonomi sirkular, mereka tidak hanya mengurangi limbah dan menekan laju deforestasi, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal serta menciptakan model bisnis berkelanjutan.

Baca juga: Apakah Perubahan Iklim Sebabkan Gempa Jadi Lebih Sering?

Solusi tersebut juga menunjukkan bahwa isu lingkungan dapat diatasi dengan pendekatan kreatif yang menghasilkan manfaat ekonomi, seperti pendapatan tambahan bagi masyarakat dan pengembangan UMKM lokal.

Inisiatif itu menjadi bukti bahwa transformasi menuju ekonomi hijau mampu menciptakan peluang kolaborasi dan pertumbuhan yang inklusif di berbagai sektor.

Dalam konteks perubahan iklim, gerakan tersebut juga menunjukkan bahwa masa depan yang berkelanjutan dapat tercapai dengan mengubah tantangan menjadi peluang inovasi.

Berbagi inspirasi di festival keberlanjutan

Ketiga ecopreneur tersebut bersama ecopreneur lain turut membagikan inspirasi gerakan ekonomi sirkular di gelaran Langkah Membumi Festival (LMF) 2024 yang diinisiasi oleh Blibli Tiket Action dan Ecoxyztem.

Sebagai salah satu pemain besar di sektor e-commerce, Blibli mengajak semua lapisan masyarakat, mulai dari remaja hingga lansia, untuk mengenal keberlanjutan dengan cara yang membumi, penuh aksi nyata, dan kolaboratif.

LMF 2024 digelar di Senayan Park, Jakarta, mulai Sabtu (2/11/2024) hingga Minggu (3/11/2024). Festival ini merupakan persembahan program sustainability Blibli Tiket Action dari Blibli Tiket—Payung program keberlanjutan Blibli Tiket—bersama venture builder Ecoxyztem.

Baca juga: Langkah Membumi Festival 2024 Dorong Praktik Keberlanjutan dan Ekonomi Sirkular

Chief Operating Officer (COO) dan Co-Founder Blibli Lisa Widodo mengatakan, berbagai kalangan yang hadir pada festival ini mengambil peran untuk memahami perjalanan mereka untuk keberlanjutan bumi.

“Melihat antusiasme dari para pengunjung, kami berharap, festival ini terus membawa dampak lebih besar dan menjadi pergerakan bersama. Kami membuka pintu bagi siapa pun yang ingin bergabung dalam gerakan ini untuk bersama membangun masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Lisa dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (18/11/2024).

Sebanyak 18.000 partisipan terlibat pada acara tersebut. Kehadiran ribuan pelajar dan mahasiswa menunjukkan bahwa festival ini dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk menyerap inspirasi dari berbagai inovasi dan produk berkelanjutan yang dipamerkan.

Festival tersebut juga diukur dampaknya oleh sebuah sustainability impact partner, bernama Life Cycle Indonesia.

LMF tercatat dapat mencegah emisi sebesar 10.6 ton CO2e, di antaranya lewat penggunaan barang bekas. Hal ini membuktikan bahwa acara besar dapat diselenggarakan secara lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Baik festival maupun berbagai inisiatif dari sejumlah startup menunjukkan bahwa menjaga bumi lewat ekonomi sirkular adalah keniscayaan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
Pemerintah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
LSM/Figur
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
Swasta
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Swasta
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
LSM/Figur
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
LSM/Figur
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
LSM/Figur
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Pemerintah
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
Pemerintah
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
LSM/Figur
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
LSM/Figur
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
LSM/Figur
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Pemerintah
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
LSM/Figur
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau