Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Kantong Teh Bisa Sebarkan Mikroplastik dan Nanoplastik di Minuman

Kompas.com - 01/01/2025, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Sebuah studi menemukan, mikroplastik dan nanoplastik dapat meresap ke dalam minuman lewat kantong teh yang terbuat dari berbagai bahan seperti nilon-6, polipropilena dan selulosa.

Dalam studi yang dipublikasikan leat jurnal Chemosphere, para peneliti mengatakan satu kantong teh dapat melepaskan lebih dari delapan juta partikel nanoplastik ke dalam minuman selama proses penyeduhan.

Mikroplastik dan nanoplastik merupakan partikel amat kecil, tetapi membawa ancaman amat besar bagi kesehatan dan keselamatan umat manusia.

Baca juga: Kendaraan di Dunia Lepaskan 6 Juta Ton Serpihan Mikroplastik Per Tahun

Mikroplastik adalah partikel plastik yang diameternya kurang dari 5 milimeter. Sedangkan nanoplastik berukuran lebih kecil lagi yakni kurang dari satu mikron.

Dalam temuan mereka, kantong teh yang terbuat dari polipropilena melepaskan jumlah tertinggi yakni sekitar 1,2 miliar partikel per mililiter.

Peneliti dari Universitat Autonoma de Barcelona Alba Garcia mengatakan, karakteristik polutan tersebut diketahui setelah timnya melakukan penelitian dengan alat dan teknik yang mutakhir.

"Yang merupakan alat yang sangat penting untuk memajukan penelitian tentang kemungkinan dampaknya terhadap kesehatan manusia," kata Garcia, sebagaimana dilansir Antara, Senin (30/12/2024).

Baca juga: Jumlah Mikroplastik di Air Tawar Meningkat

Temuan tersebut sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah menunjukkan bagaimana kombinasi plastik dan panas tinggi dapat menyebabkan mikroplastik meresap ke dalam makanan dan minuman.

"Komposisi polimer MNPL (mikro plastik atau nanoplastik) secara signifikan memengaruhi interaksi biologisnya, yang mengarah pada penargetan dan efek yang bervariasi pada organ, jaringan, dan sel. Perbedaan ini dapat mengakibatkan pola akumulasi tertentu, profil toksisitas, respons imun, dan efek kesehatan jangka panjang seperti genotoksisitas dan karsinogenisitas," ujar para peneliti.

Penelitian terbaru ini juga meneliti bagaimana berbagai jenis sel usus merespons penyerapan nanoplastik. Pada sel penghasil lendir, tingkat penyerapan cukup bagi plastik untuk mencapai inti sel.

Baca juga: Khawatir Kontaminasi Mikroplastik di Rumah? 5 Hal Ini Perlu Dihindari

Berdasarkan temuan ini, para peneliti menekankan perlunya metode yang konsisten untuk mengukur bagaimana mikroplastik dan nanoplastik dilepaskan dan potensi efek toksiknya. 

Mereka juga menyarankan bahwa kebijakan regulasi harus difokuskan pada pengurangan kontaminasi plastik pada bahan yang bersentuhan dengan makanan.

Para peneliti menyebutkan, studi tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap semakin banyaknya bukti tentang sifat polusi plastik yang meluas dan implikasi potensialnya terhadap kesehatan manusia. 

"Karena penggunaan plastik dalam kemasan makanan terus meningkat, penelitian ilmiah dan pembuatan kebijakan harus mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh kontaminasi MNPL untuk memastikan keamanan pangan dan kesejahteraan konsumen," tulis para peneliti.

Baca juga: Polusi Mikroplastik Diperkirakan akan Terus Meningkat

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Bukan Tambang, Perguruan Tinggi Diminta Fokus Usaha Transisi Energi

Bukan Tambang, Perguruan Tinggi Diminta Fokus Usaha Transisi Energi

LSM/Figur
Eropa Larang BPA, Konsumen Indonesia Desak Pelabelan Galon Guna Ulang

Eropa Larang BPA, Konsumen Indonesia Desak Pelabelan Galon Guna Ulang

Pemerintah
Pemerintah Majukan Rencana Realisasi PLTN 3 Tahun, dari 2032 Jadi 2029

Pemerintah Majukan Rencana Realisasi PLTN 3 Tahun, dari 2032 Jadi 2029

Pemerintah
Pemprov Bali Larang Instansi Sediakan AMDK Plastik, Wajibkan Bawa Botol Minuman

Pemprov Bali Larang Instansi Sediakan AMDK Plastik, Wajibkan Bawa Botol Minuman

Pemerintah
Star Energy Geothermal Gandeng Perusahaan AS untuk Kembangkan Panas Bumi

Star Energy Geothermal Gandeng Perusahaan AS untuk Kembangkan Panas Bumi

Swasta
Pemerintah Tak Ambil Pusing soal AS Keluar dari Perjanjian Paris

Pemerintah Tak Ambil Pusing soal AS Keluar dari Perjanjian Paris

Pemerintah
Inikah Obat Krisis Iklim? CDR Serap Karbon 99.000 Kali Lebih Cepat dari Lautan

Inikah Obat Krisis Iklim? CDR Serap Karbon 99.000 Kali Lebih Cepat dari Lautan

Swasta
CO2 Terlalu Tinggi, Sulit Capai Target Pemanasan di Bawah 1,5 Derajat

CO2 Terlalu Tinggi, Sulit Capai Target Pemanasan di Bawah 1,5 Derajat

LSM/Figur
RUU Minerba Disahkan Jadi Usul Inisiatif DPR, Jatam: Bukan untuk Rakyat

RUU Minerba Disahkan Jadi Usul Inisiatif DPR, Jatam: Bukan untuk Rakyat

Pemerintah
AS Keluar Kesepakatan Paris: Perdagangan Karbon Jalan, JETP Terancam

AS Keluar Kesepakatan Paris: Perdagangan Karbon Jalan, JETP Terancam

Pemerintah
Danone Dukung Program Skrining Gratis Nasional dan Transformasi Kesehatan Kemenkes

Danone Dukung Program Skrining Gratis Nasional dan Transformasi Kesehatan Kemenkes

Swasta
Platform Fakta Iklim Hadir, Publik Bisa Cek Hoaks Iklim Lebih Mudah

Platform Fakta Iklim Hadir, Publik Bisa Cek Hoaks Iklim Lebih Mudah

Pemerintah
Pelancong Mau Bayar Lebih untuk Penerbangan Rendah Emisi

Pelancong Mau Bayar Lebih untuk Penerbangan Rendah Emisi

Pemerintah
100 Hari Prabowo Gibran, DMO Batu Bara Didesak Dievaluasi

100 Hari Prabowo Gibran, DMO Batu Bara Didesak Dievaluasi

LSM/Figur
BPOM Perlu Percepat Pelabelan BPA pada Air Minum Galon

BPOM Perlu Percepat Pelabelan BPA pada Air Minum Galon

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau