Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pasien TBC Meninggal Sebelum Pengobatan karena Kurang Pengetahuan

Kompas.com - 13/11/2023, 20:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com – Mayoritas pasien tuberkulosis (TBC) yang meninggal dunia sebelum mendapat pengobatan disebabkan karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit tersebut.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kurangnya pengetahuan tersebut membuat pasien TBC yang sudah bergejala tidak segera mengakses pengobatan.

“Kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang TBC sehingga banyak yang sudah bergejala, namun belum mengakses layanan untuk pemeriksaan sehingga TBC semakin parah atau resistan, bahkan sampai meninggal sebelum memulai pengobata,” kata Nadia kepada Antara, Jumat (10/11/2023).

Baca juga: Jutaan Pasien TBC di Dunia Belum Dapat Pengobatan Memadai

Dia menambahkan, banyak masyarakat yang sudah diagnosis TBC namun tidak mengakses pengobatan karena beberapa alasan seperti sosial, ekonomi, stigma.

Selain itu, di antara pasien juga kurang mendapat dukungan keluarga atau komunitas saat pasien menjalani pengobatan.

Nadia menyampaikan, sejauh ini belum seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, yang terlibat dalam program penanggulangan TBC.

Baca juga: TBC Jadi Salah Satu Penyebab Anak Stunting

Untuk menekan kasus TBC di Tanah Air, salah satu yang dilakukan adalah menggenjot edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada masyarakat di berbagai tatanan seperti sekolah, lingkungan permukiman, dan tempat kerja.

PHBS yang dimaksud seperti melakukan banyak aktivitas fisik, makan makanan sehat dan bergizi untuk meningkatkan kekebalan tubuh, cuci tangan dengan sabun, pengelolaan stres, serta tidak merokok.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam publikasi berjudul Global TB Report yang dirilis 7 November 2023, Indonesia masih menempati peringkat kedua dengan kasus TBC tertinggi.

Baca juga: Dunia Sepakat Akhiri TBC pada Tahun 2030

Secara berturut-turut, negara dengan persentase kasus TBC tertinggi yaitu India 27 persen, Indonesia 10 persen, China 7,1 persen, Filipina 7,0 persen, Pakistan 5,7 persen, Nigeria 4,5 persen, Bangladesh 3,6 persen, dan Republik Demokratik Kongo 3,0 persen.

Laporan itu menginformasikan kasus TBC terus meningkat dari 10 juta orang pada 2020 menjadi 10,3 juta orang pada 2021 dan kembali naik menjadi 10,6 juta orang pada 2022.

Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, total kasus TBC pada 2023 sebanyak 658.543 kasus per 3 November 2023.

Baca juga: Putus Rantai Penularan TBC, Kemenkes Siapkan Teknis Karantina

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com