Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kenaikan 1,5 Derajat Celsius, Energi Terbarukan Harus Meningkat 3 Kali Lipat Per Tahun

Kompas.com - 28/06/2023, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kapasitas terpasang pembangkit listrik dari energi terbarukan harus meningkat tiga kali lipat atau 1.000 gigawatt per tahun hingga 2030 demi mencegah suhu bumi melampaui ambang batas 1,5 derajat celsius.

Target tersebut didasarkan atas kajian dari Badan Energi Terbarukan Internasional atau International Renewable Energy Agency (IRENA) dalam publikasinya World Energy Transitions Outlook (WETO) 2023 volume pertama yang dirilis baru-baru ini.

Dalam publikasi tersebut, IRENA menilai bahwa elektrifikasi dan efisiensi menjadi faktor kunci dalam mendorong transisi energi bersih.

Baca juga: Bumikan Transisi Energi, IESR Luncurkan Pembelajaran Lewat Website

Energi terbarukan, hidrogen bersih, biomassa berkelanjutan, serta melacak implementasi di semua sektor energi jadi strategi utama dalam elektrifikasi dan efisiensi.

Di satu sisi, dunia telah mengalami kemajuan di mana kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan global bertambah 300 GW pada 2022.

Di sisi lain, kesenjangan antara apa yang telah dicapai dan apa yang dibutuhkan terus bertambah.

Untuk dapat mencegah suhu bumi melampaui ambang batas 1,5 derajat celsius dalam Kesepakatan Paris, diperlukan target energi terbarukan yang lebih ambisius.

Baca juga: Pembiayaan Campuran Didukung Guna Percepat Transisi Energi Indonesia

IRENA menyebutkan, dunia harus menambah kapasitas energi terbarukan setiap tahunnya rata-rata tiga kali lipat atau sekitar 1.000 GW hingga 2030.

Selain itu, secara signifikan meningkatkan penggunaan langsung energi terbarukan di sektor penggunaan akhir.

Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera mengatakan, meski dunia telah memecahkan rekor dengan penambahan pembangkit listrik energi terbarukan sebesar 300 GW pada 2022, capaian tersebut masih kurang untuk mencapai Kesepakatan Paris.

"Satu-satunya pilihan kita adalah mengikuti jalur berbasis sains yang paling menjanjikan, yang menempatkan energi terbarukan sebagai pusat solusi, sambil memimpin negara menuju keamanan energi, pengurangan biaya energi, dan pengembangan industri berwawasan ke depan," ucap La Camera yang dipublikasikan di situs web IRENA.

Baca juga: Transisi Energi di ASEAN Perlu Dikebut, Ini Strateginya

La Camera menuturkan, transisi energi harus menjadi instrumen yang strategis untuk mendorong dunia yang lebih adil dan inklusif.

"COP28 (pada November mendatang) dan Global Stocktake tidak hanya harus mengonfirmasi penyimpangan kami dari jalur 1,5 derajat celsius, tetapi juga memberikan cetak biru strategis untuk mengarahkan kami kembali ke jalur yang benar," kata La Camera.

IRENA mengidentifikasi, setidaknya ada tiga hambatan yang menahan tercapainya target mencegah kenaikan suhu melampaui ambang batas 1,5 derajat celsius secara global.

  1. Kurangnya infrastruktur fisik
  2. Tidak adanya kebijakan dan peraturan yang memungkinkan
  3. Ketidaksesuaian dalam keterampilan dan kapasitas kelembagaan

Baca juga: Indonesia Punya Kesempatan Pimpin ASEAN Lakukan Transisi Energi

IRENA menuturkan, percepatan dan peningkatan kapasitas energi terbarukan untuk transisi energi membutuhkan kerja sama internasional yang lebih kuat.

Kerja sama internasional melibatkan semua pemangku kepentingan dari mulai entitas nasional dan regional, organisasi internasional, lembaga keuangan internasional, dan bank pembangunan multilateral dengan tanggung jawab dan peran yang lebih kuat.

Selain itu, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah memastikan penyaluran dana menjangkau entitas yang paling rentang di dunia.

Baca juga: Norwegia Akan Guyur Rp 3,7 Triliun untuk Transisi Energi Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN
Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Pemerintah
AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

Pemerintah
Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Pemerintah
Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Pemerintah
Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Pemerintah
Indonesia Inisiasi 'Global Water Fund' Danai Pengelolaan Air

Indonesia Inisiasi "Global Water Fund" Danai Pengelolaan Air

Pemerintah
WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

Pemerintah
Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Pemerintah
Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Pemerintah
Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Pemerintah
Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Pemerintah
Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah 'Greenwashing'

Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah "Greenwashing"

LSM/Figur
Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Pemerintah
Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com