Ia memberi contoh, penggunaan teknologi pintar dan digital dapat membantu mengelola dan memantau ruang hijau, serta memastikan bahwa kota tetap berfungsi secara efisien.
“Misalnya, dalam hal keselamatan. Di banyak kota, dengan transformasi digital dan kecerdasan buatan, kita dapat mengidentifikasi lokasi yang tidak memiliki pencahayaan atau daerah yang tidak aman, untuk melindungi area tersebut,” terang dia.
Baca juga: Menakar Potensi Naik Kelas Ecotourism yang Akan Dikembangkan di IKN
Selain itu, sistem pemantauan berbasis sensor dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah lingkungan sebelum menjadi masalah besar.
Untuk merealisasikan visi taman hutan kota, ia menegaskan pentingnya untuk fokus pada perencanaan yang komprehensif dan inklusif, serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Ia mengatakan, IKN Nusantara memiliki potensi untuk menjadi model kota masa depan yang mengintegrasikan urbanisasi dengan pelestarian lingkungan secara inovatif.
Jika dikelola dengan baik, kota ini bisa menjadi contoh yang menginspirasi untuk pengembangan kota-kota lain di seluruh dunia.
“Ini adalah wilayah baru bagi kami, mengubah hutan menjadi kawasan urban dengan teknologi terbaru dan perencanaan. Namun, ini juga merupakan kesempatan baik bagi kita untuk menguji hal baru,” pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya