Mediterania, Afrika bagian selatan, dan sebagian Australia dan Amerika Selatan akan sangat terpengaruh.
Selain memengaruhi sumber daya air, kekeringan yang intens dan berkepanjangan akan memusnahkan tanaman pangan dan menyebabkan tingginya angka kematian ternak, yang menyebabkan kerawanan pangan.
Baca juga: Ide Selamatkan Karang dari Dampak Pemanasan Global Seperti Apa?
Ketika beberapa daerah menjadi lebih kering, wilayah lain justru akan lebih banyak terendam banjir.
Peristiwa hujan lebat akan menjadi lebih intens dan sering terjadi di banyak wilayah, terutama di garis lintang tinggi dan di daerah tropis.
Peningkatan peristiwa hujan ekstrem ini akan menyebabkan lebih banyak banjir bandang dan banjir perkotaan.
Meskipun jumlah total siklon tropis mungkin tidak banyak berubah, intensitasnya akan lebih tinggi.
Studi menunjukkan, proporsi badai Kategori 4 dan 5 akan meningkat sebesar 13 persen dan intensitas rata-rata sebesar 5 persen.
Badai yang lebih kuat akan membawa angin yang lebih kencang, lebih banyak hujan, dan gelombang badai yang lebih tinggi, yang membahayakan infrastruktur dan masyarakat pesisir.
Baca juga: Ekosistem Gambut dan Mangrove Indonesia dalam Konstelasi Pemanasan Global
Selain cuaca ekstrem, kenaikan 2 derajat celsius akan menyebabkan perubahan signifikan dalam pola iklim global.
Fenomena tersebut akan secara langsung memengaruhi curah hujan dan arus laut di dunia.
Secara umum, tempat-tempat basah akan menjadi lebih basah dan tempat-tempat kering akan menjadi lebih kering, sehingga memperburuk tekanan air di banyak bagian dunia.
Di wilayah dengan lintang tinggi dan bagian-bagian tropis akan mengalami lebih banyak curah hujan.
Sedangkan daerah kering subtropis, termasuk Mediterania, Afrika selatan, dan bagian-bagian Australia akan mengalami hujan yang lebih sedikit.
Arus laut membantu mengatur iklim global dan mendukung ekosistem laut.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya