Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Terjadi Jika Suhu Bumi Naik 2 Derajat Celsius

Kompas.com - 03/09/2024, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pada 2015, negara-negara di dunia meratifikasi Perjanjian Paris untuk mencegah suhu Bumi naik 1,5 derajat celsius atau jauh di bawah 2 derajat celsius dibandingkan periode praindustri.

Ambang batas 2 derajat celsius tidak dipilih secara sembarangan. Para ilmuwan meyakini, angka tersebut menjadi ambang batas yang menyebabkan perubahan besar di Bumi.

Jika ambang batas tersebut terlampaui, Bumi akan mengalami perubahan yang dahsyat dan tidak dapat diperbaiki lagi.

Menurut Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS atau NOAA, sejauh ini suhu bumi sudah naik 1,2 derajat celsius.

Sayangnya, kenaikan suhu Bumi tidak akan turun di masa-masa mendatang. Berbagai proyeksi menunjukkan, Bumi "sedang dalam perjalanan" menuju kenaikan suhu 2 derajat celsius.

Penting untuk dicatat, pemanasan yang terjadi tidak merata di seluruh dunia. Beberapa wilayah seperti kutub menghangat jauh lebih cepat daripada wilayah lainnya.

Lantas, apa saja yang terjadi jika rata-rata suhu Bumi naik 2 derajat celsius? Dilansir dari Earth.org, berikut dampaknya.

Baca juga: Pemanasan Global: Venezuela Kehilangan Gletser Terakhirnya

Cuaca ekstrem

Ilustrasi gelombang panasshutterstock Ilustrasi gelombang panas

Salah satu dampak paling kentara dari kenaikan 2 derajat celsius adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem.

Peristiwa ini dapat berdampak buruk pada masyarakat, infrastruktur, dan sistem alam.

Gelombang panas

Gelombang panas akan semakin umum, semakin intens, dan berlangsung lebih lama.

Wilayah yang sudah rentan terhadap suhu tinggi, seperti Timur Tengah dan Afrika Utara, akan mengalami "gelombang panas super" dengan suhu melebihi 50 derajat celsius.

Hal ini akan membuat beberapa wilayah berpotensi tidak dapat dihuni tanpa tindakan adaptasi yang signifikan.

Kekeringan

Kekeringan akan menjadi lebih sering terjadi dan lebih parah di banyak bagian dunia.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim atau IPCC memproyeksikan, luas daratan global yang terkena bencana kekeringan akan meningkat sangat banyak.

Mediterania, Afrika bagian selatan, dan sebagian Australia dan Amerika Selatan akan sangat terpengaruh.

Selain memengaruhi sumber daya air, kekeringan yang intens dan berkepanjangan akan memusnahkan tanaman pangan dan menyebabkan tingginya angka kematian ternak, yang menyebabkan kerawanan pangan.

Baca juga: Ide Selamatkan Karang dari Dampak Pemanasan Global Seperti Apa?

Banjir

Ketika beberapa daerah menjadi lebih kering, wilayah lain justru akan lebih banyak terendam banjir.

Peristiwa hujan lebat akan menjadi lebih intens dan sering terjadi di banyak wilayah, terutama di garis lintang tinggi dan di daerah tropis.

Peningkatan peristiwa hujan ekstrem ini akan menyebabkan lebih banyak banjir bandang dan banjir perkotaan.

Siklon tropis

Meskipun jumlah total siklon tropis mungkin tidak banyak berubah, intensitasnya akan lebih tinggi.

Studi menunjukkan, proporsi badai Kategori 4 dan 5 akan meningkat sebesar 13 persen dan intensitas rata-rata sebesar 5 persen.

Badai yang lebih kuat akan membawa angin yang lebih kencang, lebih banyak hujan, dan gelombang badai yang lebih tinggi, yang membahayakan infrastruktur dan masyarakat pesisir.

Baca juga: Ekosistem Gambut dan Mangrove Indonesia dalam Konstelasi Pemanasan Global

Perubahan pola iklim

Ilustrasi perubahan iklim.SHUTTERSTOCK/PARABOL STUDIO Ilustrasi perubahan iklim.

Selain cuaca ekstrem, kenaikan 2 derajat celsius akan menyebabkan perubahan signifikan dalam pola iklim global.

Fenomena tersebut akan secara langsung memengaruhi curah hujan dan arus laut di dunia.

Pergeseran pola curah hujan

Secara umum, tempat-tempat basah akan menjadi lebih basah dan tempat-tempat kering akan menjadi lebih kering, sehingga memperburuk tekanan air di banyak bagian dunia.

Di wilayah dengan lintang tinggi dan bagian-bagian tropis akan mengalami lebih banyak curah hujan.

Sedangkan daerah kering subtropis, termasuk Mediterania, Afrika selatan, dan bagian-bagian Australia akan mengalami hujan yang lebih sedikit.

Perubahan arus laut

Arus laut membantu mengatur iklim global dan mendukung ekosistem laut.

Apabila suhu naik 2 derajat celsius, perubahan besar dalam pola sirkulasi laut diperkirakan akan terjadi.

Salah satu perubahan yang paling mengkhawatirkan adalah melemahnya SAtlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) yang mencakup Arus Teluk.

Penelitian menunjukkan bahwa apabila suhu naik 2derajat celsius, AMOC dapat melemah hingga 15 sampai 20 derajat celsius, membuat Eropa barat laut lebih dingin dan memengaruhi pola cuaca di Belahan Bumi Utara.

Baca juga: Ekosistem Gambut dan Mangrove Indonesia dalam Konstelasi Pemanasan Global

Kenaikan muka air laut

Kenaikan muka air laut merupakan salah satu dampak jangka panjang terbesar dari pemanasan global.

Apabila suhu naik 2 derajat celsius, rata-rata muka air laut global diproyeksikan naik sebesar 0,46 sampai 0,99 meter pada 2100 dibandingkan dengan tingkat tahun 1986-2005.

Fenomena tersebut tidak akan merata di seluruh dunia karena adanya penurunan tanah setempat dan perubahan arus laut.

Beberapa dampak kenaikan muka air laut di dunia apabila suhu naik melebihi 2 derajat celsius meliputi:

  • Lebih banyak banjir dan erosi pesisir, yang mengancam daerah pesisir dataran rendah dan negara-negara kepulauan kecil.
  • Intrusi air asin ke akuifer pesisir, yang memengaruhi sumber daya air tawar.
  • Hilangnya lahan basah pesisir dan mangrove, yang menyediakan layanan ekosistem penting dan penyangga alami terhadap badai.
  • Adanya banyak pengungsi yang didorong oleh berpindahnya jutaan orang yang tinggal di daerah pesisir

Baca juga: Olimpiade Paris 2024 Dibayangi Kubah Panas Akibat Pemanasan Global

Dampak pada ekosistem

Ilustrasi pemutihan karang menyebabkan terumbu karang kelaparan dan tidak sehat. Kondisi ini akibat suhu air laut naik sebagai dampak pemanasan global yang mengancam ekosistem laut. Ilustrasi pemutihan karang menyebabkan terumbu karang kelaparan dan tidak sehat. Kondisi ini akibat suhu air laut naik sebagai dampak pemanasan global yang mengancam ekosistem laut.

Ribuan spesies, baik di darat maupun di laut, akan menghadapi peningkatan risiko kepunahan karena mereka kesulita untuk beradaptasi dengan kondisi yang berubah dengan cepat.

Gangguan ini akan berdampak bertahap pada keanekaragaman hayati, penyimpanan karbon, dan banyak layanan ekosistem yang menjadi tumpuan masyarakat manusia.

Beberapa dampak utama meliputi:

  • Terumbu karang: Penelitian menunjukkan bahwa 99 persen terumbu karang akan hilang karena meningkatnya frekuensi gelombang panas laut dan pengasaman laut.
  • Ekosistem arktik: Pemanasan cepat di Benua Arktik akan menyebabkan hilangnya es laut secara signifikan dan memengaruhi berbagai spesies seperti beruang kutub dan anjing laut.
  • Hutan: Peningkatan suhu dan perubahan pola presipitasi akan menyebabkan pergeseran komposisi hutan dan peningkatan risiko kebakaran hutan dan wabah hama.
  • Hilangnya keanekaragaman hayati: Tingkat kepunahan spesies diperkirakan akan meningkat. Sebuah penelitian memproyeksikan 18 persen serangga, 16 persen tumbuhan, dan 8 persen vertebrata akan kehilangan lebih dari setengah jangkauan geografis akibat suhu naik 2 derajat celsius.

Baca juga: Ilmuwan AS Usul Keringkan Stratosfer untuk Dinginkan Pemanasan Global

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Pemerintah
Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Pemerintah
Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Swasta
Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Pemerintah
Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

BUMN
Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Pemerintah
Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Swasta
Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah
Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau