Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/06/2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, suhu permukaan Jakarta meningkat signifikan sebesar 1,6 derajat celsius dalam 130 tahun terakhir.

Praktisi Cuaca dan Iklim Ekstrem BMKG Siswanto mengatakan, peningkatan suhu tersebut diakibatkan perubahan lanskap Jakarta, dari sebelumnya dominan vegetasi tumbuhan menjadi kawasan properti.

Dia menyampaikan, kenaikan suhu permukaan Jakarta lebih kuat dibandingkan laju kenaikan suhu global dan regional.

Baca juga: IAL Kantongi Konsesi Kebun Sawit Separuh Luas Jakarta, Suku Awyu dan Moi Gugat Pemprov Papua

Iklim Jakarta, tuturnya, telah berubah signifikan seiring dengan pertumbuhan kota. 

"Hal ini berindikasi terhadap peningkatan suhu permukaan sebesar satu derajat celsius yang dapat meningkatkan ekstremitas hujan sebesar 14 persen," kata Siswanto sebagaimana dilansir Antara, Rabu (5/6/2024).

Kenaikan suhu permukaan secara drastis tersebut membuat tren curah hujan ekstrem di Jakarta mengalami meningkat signifikan, dengan sifat curah hujan yang mengalami perubahan.

Hujan semakin deras, namun durasi lebih pendek. Curah hujan meningkat saat pagi hari dan pergeseran hujan siang ke malam hari, serta peningkatan frekuensi dan intensitas hujan pada musim hujan.

Siswanto menjelaskan, iklim urban didefinisikan sebagai keadaan iklim yang sangat berbeda dengan wilayah rural sekitarnya. Kondisi itu disebabkan adanya perkembangan perkotaan.

Baca juga: Jakarta Wilayah Rentan Terdampak Perubahan Iklim

Salah satu pemicu karakteristiknya iklim urban, kata dia, adalah urbanisasi, perubahan lanskap, serta penggunaan semua properti di dalam perkotaan seperti energi, tata kelola air, dan tata kelola lahan.

Berdasarkan hasil pencitraan satelit Landsat untuk Jakarta pada 1972, kawasan terbangun di Jakarta masih terbatas dengan vegetasi yang lebih dominan. 

Satu dekade kemudian, pada 1982, vegetasi masih terlihat dominan hijau. Suhu belum banyak berubah dengan rata-rata 28 derajat celsius.

Meski demikian, rata-rata suhu maksimumnya sudah meningkat dari 31,7 derajat celsius menjadi 32,2 derajat celsius.

"Untuk suhu minimumnya pun masih tidak terlalu jauh perubahannya yaitu dari 24,3 derajat celsius menjadi 24,7 derajat celcius," kata Siswanto.

Baca juga: Transportasi Cerdas Jadi Solusi di Perkotaan, Mulai dari Jakarta

15 warsa berselang tepatnya pada 1997, warna merah dari citra Landsat atau kawasan hunian sangat ekspansif mulai terlihat. 

Perubahan lanskap itu diikuti oleh perubahan suhu udara dari rata-rata menjadi 28,4 derajat celsius naik sekitar 0,4 derajat celsius.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com