KOMPAS.com – Perubahan iklim dan pemanasan iklim membuat dunia harus bergerak bersama-sama untuk melawannya.
Perubahan iklim saat ini dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan, contohnya penggunaan energi fosil yang melepaskan emisi ke atmosfer.
Dunia dituntut untuk mengerahkan daya dan upayanya guna melawan perubahan iklim. Selain itu, di level individu juga diminta berperan aktif memberikan kontribusinya.
Salah satu kontribusi yang bisa kita lakukan sebagai individu untuk melawan perubahan iklim dan pemanasan global adalah menerapkan gaya hidup berkelanjutan.
Gaya hidup berkelanjutan tidak sulit untuk dilakukan. Dilansir dari Sustainability Magazine, berikut tujuh tip simpel gaya hidup berkelanjutan demi kelestarian Bumi.
Baca juga: AIS Forum Gandeng Akademisi Kembangkan Sistem Perikanan Berkelanjutan
Industri pakaian menjadi penghasil polusi terbesar kedua dan diperkirakan menghasilkan 92 juta ton limbah setiap tahunnya.
Salah satu industri pakaian yang disorot adalah fast fashion karena dinilai berdampak buruk terhadap lingkungan.
Berbelanja pakaian secara berkelanjutan dapat membantu mengurangi polusi dari sektor ini.
Contohnya adalah membeli pakaian yang ramah lingkungan, menggunakan kembali barang-barang yang tidak diinginkan, mengurangi kebutuhan pakaian baru, atau bisa juga berbelanja barang bekas yang masih layak pakai.
Baca juga: Hari Maritim Sedunia, IMO Pastikan Komitmen Keberlanjutan
Berkendara dengan kendaraan bermotor di jalan raya menghasilkan sekitar 20 persen dari total emisi, yang meningkatkan perubahan iklim.
Beralih ke moda transportasi lain dapat mengurangi jumlah emisi yang dihasilkan, seperti transportasi publik.
Bahkan, berjalan kaki dan bersepeda ke tempat yang terjangkau bisa menjadi opsi utama karena tidak menghasilkan emisi karbon dan tidak mengeluarkan uang untuk membeli bahan bakar.
Jika moda transportasi lain tidak memungkinkan, peralihan ke kendaraan listrik juga bisa dipertimbangkan.
Baca juga: Dorong Hilirisasi dan Isu Keberlanjutan, AII Pertemukan Inventor dan Industri
Mendaur ulang produk atau kemasan yang sudah digunakan berarti mencegahnya berakhir ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau lingkungan.
Saat kita mendaur ulang, barang-barang ini akan dipecah menjadi bahan-bahan yang dapat digunakan dalam produk.
Hal ini tidak hanya akan menggunakan kembali barang-barang tersebut, tetapi juga mengurangi beban jumlah bahan mentah yang perlu diserap.
Menjual atau menyumbangkan barang-barang yang tidak terpakai atau tidak diinginkan akan membuat barang-barang tersebut memiliki kegunaan baru.
Selain itu, menjual dan menyumbangkan barang-barang tersebut dapat membantu mengurangi jumlah produksi barang-barang baru.
Di samping itu, kegiatan ini juga dapat menghasilkan uang bila dibandingkan membuang produk-produk lama.
Baca juga: Banyak Perusahaan Ingin Terapkan Keberlanjutan, Perlu Strategi Tepat Sasaran
Penggunaan energi dalam jumlah besar atau boros listrik dapat menambah emisi karbon dan meningkatkan perubahan iklim.
Melakukan efisiensi energi secara tepat guna dapat mengurangi konsumsi secara berlebihan, seperti mematikan lampu saat tidak dibutuhkan, mematikan steker yang tidak diperlukan, dan menggunakan peralatan listrik hemat daya.
Untuk semakin melakukan efisiensi energi, bisa juga berinvestasi dengan memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Produksi kertas berdampak besar terhadap lingkungan dan perubahan iklim, mulai dari alat yang digunakan untuk menebang pohon, hingga peralatan yang digunakan untuk membuat kertas.
Selain itu, ketika kertas dibuang dan mulai membusuk, kertas tersebut mengeluarkan emisi.
Salah satu cara untuk mengurangi penggunaan kertas adalah dengan menerapkan gaya hidup paperless atau membatasi penggunaan kertas.
Contoh paperless seperti memanfaatkan aplikasi gawai untuk pencatatan, mengirim email dibandingkan surat, dan membaca buku melalui sumber online.
Baca juga: Mahasiswa UI Diajak Peduli Keberlanjutan Sosial dan Lingkungan
Melakukan penghematan air tidak hanya mengurangi dampak terhadap lingkungan tetapi juga menghemat uang.
Memanfaatkan tandon air hujan untuk menyirami tanaman pada musim kemarau dapat membantu menghemat air dari keran.
Menggunakan air secara tepat guna atau tidak memboroskannya juga dapat membantu upaya konservasi air.
Baca juga: Dua Pilar SDGs Jadi Penanda Keberlanjutan Citi Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya