KOMPAS.com - Penggunaan jet pribadi untuk kebutuhan penerbangan segelintir orang semakin populer.
Menurut laporan Institute for Policy Studies (IPS) pada 2023, armada jet pribadi global meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir.
Meningkatkan penggunaan jet pribadi tersebut dikhawatirkan sejumlah pihak, terutama dampaknya terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) penyebab krisis iklim.
Baca juga: Dukung Bebas Emisi, Ahli Bikin Green Hydrogen untuk Transportasi Laut
Pasalnya, penggunaan jet pribadi menghasilkan emisi karbon yang sangat besar dibandingkan moda transportasi lain namun membawa hanya sedikit penumpang.
Lantas, berapa emisi yang dihasilkan jet pribadi?
Dilansir dari Airport Technology, jet pribadi menghasilkan emisi karbon lima hingga 14 kali lebih banyak per penumpang dibandingkan penerbangan komersial.
Bila dibandingkan moda transportasi lain yakni kereta api, jet pribadi menhasilkan emisi karbon 50 kali lebih banyak.
Dalam laporannya, European Federation for Transport and Environment menyebutkan beberapa bahkan jet pribadi menyeburkan 2 ton karbon dioksida per jam.
Baca juga: Green Logistic Bisa Kurangi Emisi Karbon hingga 70 Persen
Jika pesawat tersebut terbang selama 10 jam, maka emisi yang dihasilkan bisa mencapai 20 ton karbon dioksida.
Sebagai perbandingan, produksi emisi karbon ata jejak karbon rata-rata setiap orang di negara maju adalah 8,2 ton per tahun.
Emisi berlebihan dari jet pribadi berkontribusi sangat besar terhadap krisis iklim yang dihadapi Bumi saat ini.
Dilansir dari situs web Lund University, pada 2020 saja, penerbangan jet-jet pribadi berkontribusi terhadap emisi hingga 7.500 ton karbon dioksida dalam satu tahun.
Sebagai perbandingan, rata-rata emisi dari traveler "hanya" 130 kilogram (kg) per tahun.
Baca juga: Taylor Swift Beli Kredit Karbon untuk Imbangi Emisi CO2 dari Jet Pribadinya
Dilansir dari situs web Greenpeace, 80 persen penduduk Bumi tidak pernah naik pesawat satu kali pun.
Itu artinya, hanya 20 persen saja populasi dunia yang pernah merasakan duduk di kabin pesawat dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Di antara 20 persen orang yang pernah naik pesawat tersebut, hanya ada segelintir orang saja yang mampu mengakses jet pribadi.
Baca juga: Penerapan Planetary Health Diet Bisa Kurangi Emisi Hingga 17 Persen
Dengan tingginya emisi karbon yang dihasilkan jet pribadi, mereka bertanggung besar terhadap perubahan iklim yang disebabkan.
Akan tetapi, nyatanya 80 persen penduduk Bumi yang belum penah terbang, termasuk kelompok-kelompk rentan, yang menanggung beban paling berat dari perubahan iklim.
Penggunaan jet pribadi hanya salah satu contoh lain dari ketimpangan karbon, di mana orang kaya berkontribusi besar terhadap emisi, sedangkan mayoritas penduduk yang paling banyak menanggung konsekuensinya.
Gaya hidup yang mencemari lingkungan seperti seringnya penggunaan jet pribadi sangat kontras dengan kenyataan sehari-hari, di mana miliaran orang yang memiliki jejak karbon yang sangat sedikit tetapi menghadapi dampak iklim yang parah.
Baca juga: KLHK: Hutan Tanaman Industri Disiapkan sebagai Pengurang Emisi Karbon
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya