Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dampaknya Bila Suhu Bumi Naik Lampaui 2 Derajat Celsius

Kompas.com, 16 Agustus 2023, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Lembaga antariksa AS, National Aeronautics and Space Administration (NASA), memimpin sebuah studi yang meneliti dampak kenaikan suhu bumi di atas 2 derajat celsius.

Kenaikan suhu 2 derajat celsius selama ini dianggap sebagai ambang batas kritis dari pemanasan global dan perubahan iklim akibat aktivitas manusia.

Jika suhu global terus meningkat dan melampaui 2 derajat celsius di atas tingkat pra-industri, manusia di seluruh dunia dapat menghadapi berbagai dampak perubahan iklim secara bersamaan.

Baca juga: Samudra Atlantik Utara Laporkan Suhu Terpanas, Capai 24,9 Derajat Celsius

Dalam penelitian tersebut, lebih dari seperempat populasi dunia dapat mengalami satu bulan tambahan dengan panas esktrem setiap tahunnya bila dibandingkan periode 1950 hingga 1979.

Temperatur tinggi dan kekeringan dapat menjadi sangat berbahaya di beberapa tempat, contohnya Amazon di mana risiko kebakaran hutan meningkat.

Di Amerika Barat, cuaca ekstrem dan kebakaran hutan kemungkinan akan lebih intens dan bertahan lebih lama.

Para peneliti melihat proyeksi perubahan suhu udara, curah hujan, kelembaban relatif, radiasi matahari gelombang pendek dan panjang, serta kecepatan angin ketika suhu Bumi naik di atas 2 derajat celsius.

Baca juga: Ilmuwan Iklim Peringatkan Ambang Batas 1,5 Derajat Celsius Akan Terlampaui

Penulis utama dalam penelitian tersebut sekaligus peneliti di Ames dengan Bay Area Environmental Research Institute (BAERI), Taejin Park, mengatakan bahwa penelitian tersebut memproyeksikan dampak dari kenaikan suhu Bumi di atas ambang batas yang disepakati.

“Kami ingin mempelajari bagaimana aspek-aspek lingkungan ini diproyeksikan untuk berubah dan apa dampak gabungannya bagi orang-orang di seluruh dunia,” kata Park dalam siaran pers NASA.

Para peneliti memberikan perhatian khusus pada dua indikator iklim yaitu heat stress dan fire weather.

Heat stress adalah efek dari suhu dan kelembapan terhadap tubuh manusia. Sedangkan fire weather merupakan parameter penyebaran asap dan kebakaran yang dilihat dari suhu, curah hujan, kelembapan, dan angin.

Baca juga: Cegah Kenaikan 1,5 Derajat Celsius, Energi Terbarukan Harus Meningkat 3 Kali Lipat Per Tahun

Menurut penelitian tersebut, sebagian besar wilayah di dunia akan mengalami heat stress yang lebih tinggi jika suhu naik di atas 2 derajat celsius.

Sedangkan negara-negara yang lebih dekat ke garis khatulistiwa akan mengalami lebih banyak hari yang dianggap ekstrem.

Ilmuwan senior di BAERI sekaligus salah satu penulis penelitian tersebut, Ramakrishna Nemani, menyampaikan bahwa kenaikan suhu di atas 2 derajat celsius menimbulkan dampak yang signifikan.

“Dampak yang meningkat dari semua iklim ekstrem yang dipelajari dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada masyarakat dan ekonomi,” ucap Nemani.

Berbagai bencana yang timbul akibat kenaikan suhu di atas 2 derajat celsius seperti meningkatkan kebakaan, banjir, dan tanah longsor. Selain itu, kegagalan panen juga bisa saja terjadi.

Baca juga: Dunia Sudah Rasakan Kenaikan Suhu 1,5 Derajat Celsius Awal Juni Ini

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau