Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/02/2024, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Indonesia termasuk yang rendah di kawasan ASEAN atau Asia Tenggara.

Menurut laporan Global Energy Monitor dalam A Race to the Top: Southeast Asia 2024, kapasitas terpasangang PLTS di Indonesia baru mencapai 21 megawatt (MW).

Angka tersebut membuat Indonesia menempati peringkat kedelapan dan 11 negara anggota ASEAN yang dinilai dalam laporan tersebut.

Baca juga: Meneropong Keadilan Transisi Energi PLTS Atap

Capaian Indonesia tersebut bahkan lebih rendah daripada Singapura, yang memiliki PLTS dengan kapasitas terpasang 186 MW.

Berikut kapasitas terpasang PLTS di negara-negara ASEAN menurut penilaian Global Energy Monitor.

  1. Vietnam: 13.035 MW
  2. Filipina: 2.343 MW
  3. Malaysia: 1.577 MW
  4. Thailand: 1.041 MW
  5. Kamboja: 429 MW
  6. Myanmar: 190 MW
  7. Singapura: 186 MW
  8. Indonesia: 21 MW
  9. Brunei Darussalam: 0 MW
  10. Laos: 0 MW
  11. Timor Leste: 0 MW

Meski demikian, Global Energy Monitor memproyeksikan Indonesia berpotensi menambah kapasitas PLTS sebesar 16.530 MW.

Penambahakan kapasitas PLTS tersebut terdiri atas 11.508 MW proyek yang diumumkan dan 5.022 proyek yang masuk tahap prakonstruksi.

Baca juga: Revisi Aturan PLTS Atap Terbaru Bisa Surutkan Partisipasi Publik

Menurut Global Energy Monitor, pengembangan energi terbarukan di Indonesia terhambat oleh besarnya pengaruh bahan bakar fosil.

Global Energy Monitor juga mencatat, Indonesia menjadi salah satu negara yang di ASEAN dengan konsumsi energi fosil terbesar.

Global Energy Monitor menyebutkan, laporan A Race to the Top: Southeast Asia 2024 mengambil data dari pemantauan lembaga tersebut yakni Global Solar Power Tracker sebelum 1 November 2023.

Global Solar Power Tracker sendiri mendapatkan data dari:

  • Data yang dirilis pemerintah, rencana energi dan sumber daya negara, dan situs web pemerintah yang melacak izin dan permohonan PLTS
  • Laporan dari perusahaan listrik (baik milik negara maupun swasta)
  • Berita dan laporan media
  • Organisasi non-pemerintah lokal yang melacak PLTS dan PLTB atau izinnya

Para peneliti Global Energy Monitor melakukan validasi data dengan membandingkan kumpulan data yang diperoleh dengan data milik perusahaan dan data publik seperti database World Energy Power Plant milik S&P Global, Database Global Power Plant Database milik World Resource Institute, Wiki-Solar, CSP Guru, serta berbagai sumber dari perusahaan dan pemerintah.

Baca juga: Revisi PLTS Atap Disahkan, Ada Aturan Kuota

Data berbeda

Di sisi lain, data yang dikeluarkan GEM tersebut berbeda dengan versi pemerintah yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Dikutip dari publikasi Kementerian ESDM, Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2023, total pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) pada 2023 mencapai 13.155 MW.

Dari jumlah tersebut, kapasitas terpasang PLTS adalah 573,8 MW.

Terdapat perbedaan signifikan dari kapasitas PLTS, yang mana versi Global Energy Monitor adalah 21 MW sedangkan versi Kementerian ESDM adalah 573,8 MW.

Di sisi lain, menurut Outlook Energi Indonesia 2022 yang dirilis Dewan Energi Nasional (DEN), total potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 3.643 gigawatt (GW).

Dari total potensi tersebut, energi surya memiliki potensi yang sangat besar yaitu 3.294 GW.

Baca juga: Ketahui Tiga Jenis PLTS Terapung

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com