Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lampaui Nasional, Jaktim Targetkan Nol Stunting pada 2024

Kompas.com - 08/08/2023, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Timur (Jaktim) menargetkan angka stunting di wilayah tersebut nol persen alias zero stunting pada 2024.

Target tersebut melampaui target nasional yang berambisi menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen.

Wakil Wali Kota Jaktim Iin Mutmainah menyampaikan, saat ini persentase stunting di wilayah tersebut masih 14,4 persen.

Baca juga: Pencegahan Stunting Penting Capai Visi Indonesia Emas 2045

“Target kita 2024 zero stunting,” kata Iin saat memimpin rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Administrasi Jaktim di Ruang Rapat IV Kantor Wali Kota Jaktim, Senin (7/8/2023).

Menurut Iin, persentase stunting di Jaktim masih di bawah Provinsi DKI Jakarta yang mencapai 14,8 persen.

Iin menyebutkan, sampai sekarang masih ada beberapa kecamatan mengalami peningkatan kasus stunting. Namun beberapa lainnya justru mengalami penurunan.

Contohnya, Kecamatan Jatinegara mengalami penurunan, khususnya pada Kelurahan Balimester yang dapat mencapai zero stunting.

Baca juga: Laznas BMH: Zakat, Infak dan Sedekah Berperan Strategis Turunkan Stunting dan Kemiskinan

“Masing-masing kecamatan memiliki inovasi dalam upaya percepatan penurunan stunting. Dari data tersebut, memang beragam, secara permasalahan, dinamikanya,” ungkap Iin, sebagaimana dilansir Antara.

Iin menyampaikan, tercapainya zero stunting di Kelurahan Balimester dapat menjadi contoh bagi daerah yang lain.

Selain itu, menurut Iin perlu adanya intervensi lebih jauh dalam mendata anak-anak yang terindikasi kurang gizi, gizi buruk, dan stunting.

“Diperlukan juga audit stunting guna mencapai target nasional di tahun 2024, yakni nol stunting,” ucap Iin.

Baca juga: Dukung Pengentasan Stunting, Poslog Gandeng KTB Distribusikan Telur dan Ayam

Iin menyampaikan, Pemkot Jaktim melibatkan seluruh elemen masyarakat melalui pola kerja sama dan kolaborasi untuk mengatasi stunting, terutama pemberian makanan tambahan kepada balita.

Pada 26 Juli, Wali Kota Jaktim Muhammad Anwar menuturkan, sesuai arahan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, setiap anak balita diberikan satu butir telur per hari.

“Untuk itu kita perlu melibatkan seluruh komponen masyarakat agar program ini berhasil,” kata Anwar.

Menurut Anwar, penanganan stunting harus dilakukan sejak awal atau dari hulu untuk pencegahan.

Ini dilakukan ketika kondisi berat badan balita mulai turun, tinggi badan kurang, dan mulai mengalami gizi buruk.

Baca juga: Pernikahan Dini Jadi Salah Satu Penyebab Tingginya Kasus Stunting di Mamuju

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com