Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TBC Jadi Salah Satu Penyebab Anak Stunting

Kompas.com - 10/10/2023, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit tuberkulosis (TBC) dapat menjadi salah satu penyebab anak terkena stunting.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, berbagai penyakit menular seperti TBC masih menghantui anak-anak.

Apabila anak terkena TBC, maka nutrisi dari makanan yang diserap tubuh menjadi tergerus sehingga berpotensi menjadi stunting.

Baca juga: Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Penting Cegah Stunting

"TBC juga penyakit-penyakit yang menular masih mewarnai (kehidupan anak-anak kita), hingga membuat tergerusnya status nutrisi dan penyebab stunting," kata Hasto Wardoyo saat dihubungi Antara, Senin (9/10/2023).

Hasto menyoroti, salah satu pemicu TBC yang menyebabkan anak-anak terkena stunting adalah rumah yang tidak layak huni.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh BKKBN, jumlah anak usia dini di Indonesia yang tinggal di rumah tidak layak huni ada sebanyak 57,91 persen.

Ciri-ciri rumah tidak layak huni adalah atap terbuat dari asbes, jendela rumah tidak lebih dari 10 persen luas bangunan rumah, dan lantai yang tidak dikeramik.

Baca juga: Sisa 1 Tahun Capai Target Prevalensi Stunting 14 Persen

Atap yang terbuat dari asbes lebih rentan rontok dari seng, sehingga serpihan kecil bisa terhirup masuk ke saluran napas anggota keluarga.

Penyebab lain anak terkena stunting adalah tidak optimalnya pemberian ASI eksklusif dan makanan tambahan yang mengandung protein hewani, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Hasto menyoroti pada masa kini, seharusnya orangtua dapat mempelajari varian makanan bagi anak-anak

"Kami meminta dukungan dari rekan-rekan semua supaya ASI eksklusif bisa mencapai 70 persen," ujarnya.

Baca juga: Anak Stunting Tetap Perlu Distimulasi Agar Otaknya Berkembang

Hasto menyatakan, saat ini pemerintah sedang berupaya menangani permasalahan stunting dengan memberikan intervensi baik secara spesifik maupun sensitif.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia pada 2022 tercatat 21,6 persen.

Di satu sisi, pemerintah menargetkan prevalensi stunting menyentuh 14 persen pada 2024. Kini tersisa satu tahun lagi untuk mencapai target tersebut.

Baca juga: Hapuskan Stunting di Babel, Intervensi Gizi Balita Digencarkan

Dia berharap setiap pihak tetap menjaga sinergi dan kolaborasi sehingga prevalensi stunting bisa turun secara signifikan sekitar 3,8 persen pada tahun ini.

"Mudah mudahan hasil SSGI tahun 2023 akhir ini mencapai 18 persen atau 17,8 persen. Untuk balita 21,6 persen, tetapi untuk baduta yaitu 17,9 persen sehingga ada harapan," tutur Hasto.

"Semua yang masih di atas 10 persen masih punya tugas untuk kita supaya bisa menurunkan stunting dengan sebaik baiknya," sambungnya.

Baca juga: Ibu Hamil yang Anemia Pengaruhi Kecerdasan Bayi Hingga Stunting

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN Patungan Bangun Sistem Penyediaan Air di Bandung, Bisa Langsung Diminum

BUMN
Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Dewan Air Dunia Dorong Infrastruktur Air Bersih di Daerah Tertinggal

Pemerintah
AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

AHY Ajak Seluruh Pihak Jaga Air Bersih yang Makin Terbatas

Pemerintah
Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Pemerintah
Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Jualan Karbon Kredit dari Alam, RI Bisa Untung Rp 112,5 Triliun Per Tahun

Pemerintah
Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Lestarikan Warisan Budaya, Kemendikbudristek Luncurkan IHA

Pemerintah
Indonesia Inisiasi 'Global Water Fund' Danai Pengelolaan Air

Indonesia Inisiasi "Global Water Fund" Danai Pengelolaan Air

Pemerintah
WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

WWF: Bukan Hanya Diskusi, tapi Rencana Aksi dan Integrasi

Pemerintah
Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Para Kepala Negara Didorong Masukkan Hak Air dalam Konstitusi

Pemerintah
Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Indonesia Bisa Jadi Pemimpin Industri Penyimpanan Karbon di ASEAN

Pemerintah
Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Tahura Ngurah Rai dalam WWF ke-10, Restorasi Berkelanjutan yang Berhasil

Pemerintah
Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Jadi Pembicara WWF Bali, AHY Bahas Tantangan Pengelolaan Air

Pemerintah
Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah 'Greenwashing'

Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Masih Punya Celah "Greenwashing"

LSM/Figur
Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Elon Musk Singgung soal Alien dan Desalinasi Saat Jadi Pembicara World Water Forum

Pemerintah
Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Jokowi Perkenalkan Prabowo sebagai Presiden Terpilih Saat Buka World Water Forum

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com