Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersepeda Laiknya Orang Belanda Turunkan Emisi Karbon 700 Juta Ton

Kompas.com - 04/06/2023, 15:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika semua orang bersepeda sesering orang Belandaemisi karbon global akan turun hampir 700 juta ton per tahun.

Sebuah studi dari University of Southern Denmark yang diterbitkan oleh jurnal Communications Earth and Environment, mendesak orang-orang untuk naik sepeda seperti yang lakukan warga di Belanda.

Orang Belanda bersepeda rata-rata 2,6 kilometer setiap hari. Jika pola ini ditiru di seluruh dunia, menurut studi tersebut, emisi karbon global tahunan akan turun sekitar 700 juta ton atau tepatnya 686 juta ton.

Angka raksasa ini melebihi seluruh jejak karbon sebagian besar negara, termasuk Inggris, Kanada, Arab Saudi, dan Australia.

Baca juga: Dukung Riau Hijau, MG Perkenalkan Mobil Listrik Ramah Lingkungan

“Manfaat iklim dan kesehatan yang signifikan yang belum dimanfaatkan dari peningkatan penggunaan sepeda menunjukkan kebutuhan mendesak untuk mempromosikan penggunaan sepeda yang berkelanjutan,” para penulis menyimpulkan.

Ada banyak alasan untuk bersepeda. Pada tingkat individu, ini adalah cara yang bagus untuk tetap bugar dan sehat, mencegah penyakit kronis terkait dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

Orang yang bersepeda ke tempat kerja memiliki risiko 45 persen lebih rendah terkena kanker, dan 46 persen lebih rendah terkena risiko penyakit kardiovaskular.

Tapi itu tidak hanya baik untuk Anda, itu juga bagus untuk lingkungan.

Sektor transportasi menyumbang seperempat dari emisi gas rumah kaca terkait bahan bakar global, dengan setengahnya berasal dari kendaraan pribadi, termasuk mobil penumpang dan truk.

Baca juga: Pilar 3 SDGs: Pembangunan Lingkungan

Mobil juga berkontribusi terhadap polusi udara, menyumbat udara dengan bahan kimia dan gas beracun.

Menurut organisasi iklim Inggris Hubbub, 50 persen perjalanan yang kita lakukan setiap hari panjangnya kurang dari 3,2 kilometer. Itu artinya perjalanan tersebut layak ditukar dengan bersepeda.

Produksi sepeda melonjak

Untuk diketahui, produksi sepeda secara global telah mengalami pertumbuhan signifikan selama 60 tahun terakhir. Sebanyak 123 juta sepeda diproduksi pada tahun 2015, naik dari 20,7 juta sepeda pada tahun 1962.

Tapi ini tidak berarti lebih banyak orang yang bersepeda sebagai bagian dari populasi global. Perjalanan sepeda mencapai hanya lima persen dari perjalanan harian di seluruh dunia.

Para penulis studi menyadari bahwa tidak semua orang tinggal di tempat yang ramah sepeda. Namun demikian, mereka tetap menyerukan perluasan infrastruktur bersepeda yang "mendesak" di seluruh dunia.

Baca juga: Seperti Apa Rumah Ramah Lingkungan?

“Pelajaran dari pengalaman sukses di negara-negara seperti Denmark dan Belanda, khususnya di tingkat kota seperti Kopenhagen dan Amsterdam, akan sangat penting,” tulis mereka.

“Ini termasuk perencanaan dan konstruksi jalur sepeda yang tepat, pendidikan dan budaya pro-sepeda, dan kebijakan untuk mencegah penggunaan mobil melalui pajak," tuntas jurnal tersebut.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Kapal Canggih, OceanX Bakal Eksplorasi Lautan Indonesia

Pakai Kapal Canggih, OceanX Bakal Eksplorasi Lautan Indonesia

Pemerintah
Sejak Perjanjian Paris, Bank Masih Gelontorkan Rp 110 Kuadriliun ke Industri Energi Fosil

Sejak Perjanjian Paris, Bank Masih Gelontorkan Rp 110 Kuadriliun ke Industri Energi Fosil

Pemerintah
Model 'Community-Supported Agriculture', Solusi 'Food Loss and Waste'

Model "Community-Supported Agriculture", Solusi "Food Loss and Waste"

Pemerintah
BW Kehati Data Keanekaragaman Hayati di Perkotaan

BW Kehati Data Keanekaragaman Hayati di Perkotaan

Pemerintah
Gelombang Panas di Filipina Tak Mungkin Terjadi Tanpa Krisis Iklim

Gelombang Panas di Filipina Tak Mungkin Terjadi Tanpa Krisis Iklim

LSM/Figur
IPA Convex 2024 Digelar, Jadi Momentum Ketahanan Energi Berkelanjutan

IPA Convex 2024 Digelar, Jadi Momentum Ketahanan Energi Berkelanjutan

Swasta
BRIN: Indonesia Terlindungi dari Gelombang Panas karena Awan

BRIN: Indonesia Terlindungi dari Gelombang Panas karena Awan

Pemerintah
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci Atasi Kemiskinan Ekstrem

Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci Atasi Kemiskinan Ekstrem

Pemerintah
60 Inovator ASEAN Blue Economy Innovation Bakal Dapat 40.000 Dollar AS

60 Inovator ASEAN Blue Economy Innovation Bakal Dapat 40.000 Dollar AS

Pemerintah
Groundbreaking Proyek RDF, WIKA Siap Reduksi Sampah 2.500 Ton per Hari

Groundbreaking Proyek RDF, WIKA Siap Reduksi Sampah 2.500 Ton per Hari

BUMN
Potensi Devisa Rp 1,3 Triliun, Oleh-oleh Sandiaga dari UEA dan Korsel

Potensi Devisa Rp 1,3 Triliun, Oleh-oleh Sandiaga dari UEA dan Korsel

Pemerintah
Komnas Perempuan Minta Pemerintah Bentuk Pemantau Femisida

Komnas Perempuan Minta Pemerintah Bentuk Pemantau Femisida

Pemerintah
Dicari, Inovator di 10 Negara ASEAN dan Timor Leste untuk Proyek Blue Economy

Dicari, Inovator di 10 Negara ASEAN dan Timor Leste untuk Proyek Blue Economy

Pemerintah
Konsisten Berdayakan Peternak Sapi, Human Initiative Torehkan Jejak Manis di NTT

Konsisten Berdayakan Peternak Sapi, Human Initiative Torehkan Jejak Manis di NTT

Advertorial
Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri di Bali Jadi Agenda WWF

Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri di Bali Jadi Agenda WWF

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com