Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak generasi muda mengantisipasi fenomena urban heat island.

Rektor ITS Bambang Pramujati menuturkan, urban heat island merupakan fenomena berupa tingginya suhu daerah perkotaan.

Dia menambahkan, saat ini fenomena tersebut tengah dialami oleh kota-kota besar di seluruh dunia.

Baca juga: Peneliti Singapura Kembangkan Cat Mampu Redam Urban Heat Island

"Fenomena tersebut tahun ke tahun semakin parah yang ditandai dengan suhu yang semakin meningkat," kata Bambang di Surabaya, Rabu (26/6/2024), sebagaimana dilansir Antara.

Bambang menjelaskan, urban heat island perkotaan diakibatkan oleh industri yang semakin berkembang dari tahun ke tahun.

Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak dapat dihindari karena perkembangan industri juga dibutuhkan oleh masyarakat.

"Kita harus berusaha agar kerusakan lingkungan akibat industri dapat diminimalisasi," ujarnya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memaparkan, seluruh kota di Indonesia menunjukkan tren peningkatan suhu yang signifikan antara 0,2 sampai 1 derajat celsius per 30 tahun.

Baca juga: Fenomena Urban Heat Island Bikin Panas Makin Membakar, Ini Penyebab dan Upaya Menangkalnya

Selain itu, Indonesia juga mengalami peningkatan tren konsentrasi karbon tiap tahunnya.

"Hingga sekarang konsentrasi karbon di udara mencapai 415 ppm (parts per million)," jelas Dwikorita.

Dia menjelaskan, ada beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya fenomena urban heat island.

Faktor-faktor tersebut antara lain struktur geometris kota yang rumit, sedikitnya vegetasi, hingga efek rumah kaca.

Selain itu, perubahan tutupan lahan yang menjadi kawasan terbangun juga memperparah terjadinya urban heat island.

Baca juga: Transportasi Cerdas Jadi Solusi di Perkotaan, Mulai dari Jakarta

"Kapasitas termal yang tinggi dari material bangunan pun mengakibatkan panas yang diserap semakin besar," ujar Dwikorita.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro mengemukakan, solusi untuk mengatasi urban heat island adalah melalui gerakan climate optimism.

Melalui gerakan tersebut, masyarakat harus dapat terhubung satu sama lain, terus memperbarui informasi terkait urban heat island, fokus mencari solusi, dan terus berupaya mengedukasi yang lain.

"Pola pikir tersebut dapat menjadi langkah awal penyelesaian urban heat island," ucap Sigit.

Baca juga: BW Kehati Data Keanekaragaman Hayati di Perkotaan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muhadjir: Program Bedah Rumah Mampu Tangani PKE dan Stunting di Jateng

Muhadjir: Program Bedah Rumah Mampu Tangani PKE dan Stunting di Jateng

Pemerintah
Masukkan Bahan Bakar Fosil, RUU EBET Dinilai Sarat Kepentingan Energi Padat Karbon

Masukkan Bahan Bakar Fosil, RUU EBET Dinilai Sarat Kepentingan Energi Padat Karbon

LSM/Figur
Segera Daftar, Lestari Awards 2024 Diperpanjang hingga 12 Juli

Segera Daftar, Lestari Awards 2024 Diperpanjang hingga 12 Juli

Swasta
Tiap Tahun, Seluruh DPD REI Komitmen Tanam hingga 300.000 Pohon

Tiap Tahun, Seluruh DPD REI Komitmen Tanam hingga 300.000 Pohon

Swasta
1.300 Jemaah Haji Wafat, Ahli: Suhu Tembus 51,8 Derajat Celsius

1.300 Jemaah Haji Wafat, Ahli: Suhu Tembus 51,8 Derajat Celsius

LSM/Figur
Di Forum Internasional, Teknologi Jaga Hutan RI Berbuah Apresiasi

Di Forum Internasional, Teknologi Jaga Hutan RI Berbuah Apresiasi

Pemerintah
Dukung Upaya Pencegahan Stunting, GNI dan SEI Mendapat Apresiasi dari Pemda Morowali Utara

Dukung Upaya Pencegahan Stunting, GNI dan SEI Mendapat Apresiasi dari Pemda Morowali Utara

Swasta
Ketergantungan Batu Bara Bikin Ekonomi RI Rentan di Masa Depan

Ketergantungan Batu Bara Bikin Ekonomi RI Rentan di Masa Depan

Pemerintah
FAO dan WHO Dukung Kolaborasi Riset untuk Pembangunan Kesehatan RI

FAO dan WHO Dukung Kolaborasi Riset untuk Pembangunan Kesehatan RI

Pemerintah
Terbanyak, 5 Bunga Rafflesia Arnoldii Mekar Bersamaan di Agam

Terbanyak, 5 Bunga Rafflesia Arnoldii Mekar Bersamaan di Agam

Pemerintah
Harimau Sumatera Bernama Puti Malabin Dilepasliarkan ke Rimba Raya

Harimau Sumatera Bernama Puti Malabin Dilepasliarkan ke Rimba Raya

Pemerintah
Kebencanaan di Indonesia: Antara Realitas Pahit dan Harapan Resilien

Kebencanaan di Indonesia: Antara Realitas Pahit dan Harapan Resilien

Pemerintah
Musim Kemarau, 2,8 Juta Hektare Gambut di Kalbar Terancam Terbakar

Musim Kemarau, 2,8 Juta Hektare Gambut di Kalbar Terancam Terbakar

Pemerintah
Pocari Sweat Gencarkan Program Otsuka Blue Planet

Pocari Sweat Gencarkan Program Otsuka Blue Planet

Swasta
Bangun Ekonomi Lokal, Pemkot Tangsel dan Tanam Ilmu Gelar Pelatihan Barista

Bangun Ekonomi Lokal, Pemkot Tangsel dan Tanam Ilmu Gelar Pelatihan Barista

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com