Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/07/2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Menyongsong masa depan yang ramah lingkungan, Indonesia berpotensi meraup pertumbuhan hijau alias green growth serta dekarbonisasi di Indonesia mencapai hampir 400 miliar dollar AS.

Hal tersebut mengemuka dalam sebuah laporan berjudul Catalyzing Indonesia’s Green Growth Potential yang dirilis perusahaan modal ventura AC Ventures bekerja sama dengan Boston Consulting Group.

Total potensi pertumbuhan tersebut terbagi menjadi tiga bidang utama yaitu optimalisasi intensitas gas rumah kaca (GRK) dengan potensi pasar 350 miliar dollar AS, strategi dan layanan profesional dengan potensi pasar 46 miliar dollar AS, dan kompensasi emisi dengan potensi pasar 3,5 miliar dollar AS.

Baca juga: Produk Hijau Asal Indonesia Jadi Peluang Ekspor

Principal Head of ESG AC Ventures Lauren Blasco mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk beralih ke ekonmi hijau.

Peralihan tersebut lantas menjadi peluang bagi perusahaan rintisan alias start-up, usaha mikro, dan investor untuk mengambil peran yang besar.

Blasco mencontohkan, bidang yang bisa dikembangkan untuk perekonomian hijau seperti energi terbarukan, efisiensi energi, teknologi efisiensi energi, smart grid system, kendaraan listrik, transportasi yang berkelanjutan, manajemen hutan, dan lain-lain.

Pertumbuhan hijau sejalan dengan tantangan perubahan iklim saat ini di mana Indonesia menghadapi tantangan lingkungan yang signifikan dan sangat rentan terhadap risiko perubahan iklim.

Baca juga: Dukung Transportasi Hijau, Bluebird Tambah Armada EV 500 Unit

“Indonesia adalah negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati yang kompleks. Ini membutuhkan investasi yang berkelanjutan,” kata Blasco dalam siaran pers yang diikuti secara daring, Kamis (13/7/2023).

Di satu sisi, potensi dekarbonisasi di Indonesia juga sangat besar. Diperkirakan, permintaan internasional untuk kredit karbon sukarela mencapai 27 persen setiap tahunnya hingga 2030.

“Saat ini, sekitar 30 persen dari cadangan karbon dunia terdapat di lahan gambut Indonesia saja. Ketika kita mengenalkan sistem perdagangan yang melibatkan pelestarian lahan gambut tersebut, Indonesia berpotensi menjadi pelaku utama di pasar yang sedang berkembang ini,” tutur Lauren.

Pasar kredit karbon diproyeksikan akan tumbuh menjadi 140 juta ton pada 2030, melompat jauh dari 40 juta ton yang diterbitkan dalam dekade terakhir.

Baca juga: Jasa Marga Sabet Sekaligus Pertahankan Predikat Gold Tol Hijau Indonesia

“Dengan harga proyeksi sekitar 25 dolar AS per ton, pasar ini saja berpotensi menghasilkan pendapatan sekitar 3,5 miliar dollar AS setiap tahun, peluang yang signifikan,” tutur Lauren.

Indonesia diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2050. Oleh karenanya, Tanah Air perlu bertransformasi untuk mengejar pertumbuhan hijau.

Transformasi tersebut tidak hanya penting untuk keberlanjutan lingkungan, tapi juga merupakan peluang bisnis yang sangat signifikan.

CEO sekaligus co-founder perusahaan start-up motor listrik Maka Motors, Raditya Wibowo, mengatakan bahwa salah satu potensi besar di Indonesia adalah dekarbonisasi kendaraan listrik, terutama motor listrik.

Baca juga: Dukung Riau Hijau, MG Perkenalkan Mobil Listrik Ramah Lingkungan

Raditya menuturkan, potensi pasar motor listrik Indonesia sangatlah besar karena bagi orang Indonesia, sepeda motor adalah aset.

Dia menambahkan, orang-orang akan segera beralih ke sepeda motor listrik jika harganya pas dan infrastrukturnya terbangun

Sementara itu, Managing Director and Partner BCG Marc Schmidt menuturkan, pembangunan rendah karbon dan dekarbonisasi akan memberikan peluang bagi para pemangku kepentingan di semua sektor.

“Partisipasi luas dari para inovator akan menjadi sangat penting untuk melaksanakan dan menjaga perubahan yang diperlukan dalam ekonomi Indonesia,” ucap Schmidt.

Baca juga: Chandra Asri-Nippon Shokubai Jajaki Peluang Bisnis Kimia Hijau

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com