Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas di Filipina Tak Mungkin Terjadi Tanpa Krisis Iklim

Kompas.com - 15/05/2024, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Gelombang panas yang melanda Filipina pada bulan April tidak akan mungkin terjadi tanpa krisis iklim.

Temuan tersebut mengemuka berdasarkan studi terbaru dari World Weather Attribution (WWA) yang dirilis pada Selasa (14/5/2024).

Selain Filipina, panas terik di atas 40 derajat celsius melanda sebagian besar wilayah Asia selama April, sebagaimana dilansir The Guardian.

Baca juga: Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati saat Gelombang Panas

Studi tersebut menemukan, suhu panas ekstrem 45 kali lebih mungkin terjadi di India dan lima kali lebih mungkin terjadi di Israel dan Palestina karena pemanasan global.

Para ilmuwan mengatakan, suhu tinggi yang terjadi bulan lalu memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan di Gaza akibat gempuran Israel.

Gelombang panas "mustahil" lainnya melanda Afrika barat dan Sahel pada akhir Maret. Bahkan di Mali, suhu tertinggi yang tercatat mencapai 48,5 derajat celsius.

Para ilmuwan memperingatkan kemungkinan yang lebih buruk akan terjadi. Jika suhu global naik hingga 2 derajat celsius, panas ekstrem yang sudah terjadi pada April diperkirakan akan terulang setiap dua hingga tiga tahun sekali di Filipina dan setiap lima tahun di Israel, Palestina, dan negara-negara sekitarnya.

"Dari Gaza, Delhi, hingga Manila, banyak orang menderita dan meninggal ketika suhu di Asia melonjak pada April," kata Friederike Otto dari Imperial College London, bagian dari tim studi WWA.

Baca juga: PLTS Selamatkan Eropa dari Krisis Energi akibat Gelombang Panas

Dia menambahkan, biang keladi dari panas ekstrem tersebut adalah krisis iklim yang dipicu oleh pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batu bara.

Konsultan di Pusat Iklim Palang Merah Bulan Sabit Merah Carolina Pereira Marghidan mengatakan, panas ekstrem memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan di Gaza.

Padahal, para pengungsi di Gaza tidak memiliki akses terhadap makanan, air, layanan kesehatan, dan secara umum.

"Dan secara umum mereka tinggal di tempat penampungan yang penuh sesak dan memerangkap panas, atau tinggal di luar ruangan," ujar Marghidan.

Pemanasan global membuat suhu 1,7 derajat celsius lebih panas di Israel, Palestina, Suriah, Lebanon, dan Yordania.

Baca juga: Wanita Jadi Kelompok Paling Parah Terdampak Gelombang Panas

Pemanasan global juga membuat suhu 1 derajat celsius lebih panas di Filipina, di mana 4.000 sekolah ditutup dan kolam-kolam portabel didirikan untuk membantu orang-orang menenangkan diri.

Di India, suhu panas tertinggi yang tercatat adalah 46 derajat celsius.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Turunkan Target Pengukuran Serentak Intervensi Stunting

Pemerintah Turunkan Target Pengukuran Serentak Intervensi Stunting

Pemerintah
TWA Menipo di NTT Dinobatkan Jadi Situs Ramsar Dunia

TWA Menipo di NTT Dinobatkan Jadi Situs Ramsar Dunia

Pemerintah
Tingkatkan Kualitas Produk UMKM Samarinda, BCA Gelar Pelatihan Sertifikasi Halal

Tingkatkan Kualitas Produk UMKM Samarinda, BCA Gelar Pelatihan Sertifikasi Halal

Swasta
Temuan Survei UNDP: 86 Persen Masyarakat Ingin Pemerintah Indonesia Perkuat Aksi Iklim

Temuan Survei UNDP: 86 Persen Masyarakat Ingin Pemerintah Indonesia Perkuat Aksi Iklim

LSM/Figur
Konsorsium Keberlanjutan Pertama di Asia Dorong Kolaborasi ESG

Konsorsium Keberlanjutan Pertama di Asia Dorong Kolaborasi ESG

Swasta
Lab Penyimpanan Darah Tali Pusat Cordlife Persada Penuhi Standar Internasional

Lab Penyimpanan Darah Tali Pusat Cordlife Persada Penuhi Standar Internasional

Swasta
Tiga Grup Media Luncurkan AEPIC, Konsorsium Keberlanjutan Pertama di Asia

Tiga Grup Media Luncurkan AEPIC, Konsorsium Keberlanjutan Pertama di Asia

Swasta
Pengukuran Serentak Intervensi Stunting Baru Capai Separuh dari Target

Pengukuran Serentak Intervensi Stunting Baru Capai Separuh dari Target

Pemerintah
Bedah Telerobotik Bantu Masalah Akses dan Kekurangan Dokter Spesialis

Bedah Telerobotik Bantu Masalah Akses dan Kekurangan Dokter Spesialis

Swasta
Emisi Sektor Energi 2023 Pecahkan Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Emisi Sektor Energi 2023 Pecahkan Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

LSM/Figur
Patahkan Mitos, Restorasi Gambut di Indonesia Tembus 5,5 Juta Hektar

Patahkan Mitos, Restorasi Gambut di Indonesia Tembus 5,5 Juta Hektar

Pemerintah
3 Upaya Memangkas Emisi Sektor Industri

3 Upaya Memangkas Emisi Sektor Industri

LSM/Figur
Alam dan Ekosistem Baik, Populasi Orangutan di TN Sebangau Meningkat

Alam dan Ekosistem Baik, Populasi Orangutan di TN Sebangau Meningkat

Pemerintah
Transaksi Ekonomi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Capai Rp 1,13 Triliun

Transaksi Ekonomi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Capai Rp 1,13 Triliun

Pemerintah
Pelatihan Pembuatan Tas Rajut Terus Berlanjut, Bantu Ekonomi Ibu Rumah Tangga

Pelatihan Pembuatan Tas Rajut Terus Berlanjut, Bantu Ekonomi Ibu Rumah Tangga

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com